Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengingatkan, bencana-bencana yang belakangan terjadi karena cuaca ekstrem semestinya dijadikan sebagai alat untuk mengoreksi kegiatan-kegiatan penanaman lahan yang sudah dilakukan.

"Kita harap pengelolaan lahan di Kabupaten Gunung Kidul semua hijau. Cuaca ekstrem, curah hujan tinggi, bisa jadi berkah dan bukan jadi bencana di semua kabupaten, provinsi, kota. Banjir bandang kita jadikan koreksi, pasti ada sesuatu yang tidak betul, (lahan) yang rusak yang perlu kita perbaiki dan perlu kita tanami," kata Presiden di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Sabtu, pada peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2017.

"Kita lihat semua DAS (Daerah Aliran Sungai) dari hulu sampai hilir tidak ada yang benar. Coba kita lihat waduk kita, waduk bagus tapi sedimennya masuk dua pertiga, sudah 70 persen sedimen karena di atasnya (bagian hulu) tidak diapa-apakan, sedimentasi semua masuk ke waduk," kata Presiden.

Ia pun mengkritik kerja beberapa pihak, termasuk Kementerian Kehutanan yang membiarkan sedimentasi waduk itu terjadi.

"Kementerian Kehutanan membiarkan, tidak dikerjakan, ini enggak bisa. Pekerjaan ini harus terintegrasi antar kementerian, antar daerah, kabupaten/kota. Betul-betul harus diawasi satu per satu," kata Presiden.

Presiden pun menentang acara-acara seremonial penanaman jutaan pohon yang menghabiskan dana besar tapi hasilnya tidak kelihatan.

"Tadi bagus saya denger menanam jati di atasnya ditanami akasia, di atasnya ditanami buah-buahan karena di sini ada monyet, bagus. Tapi apakah hidup semuanya? Apa dipelihara semuanya? Jangan dipikir nanam terus ditinggal," katanya.

Ia menegaskan akan mengawasi setiap pekerjaan bawahannya, termasuk penanam pohon.

"Setiap pekerjaan pasti saya cek, saya kontrol, saya awasi. Informasi yang saya terima tadi 45 ribu betul? 45 ribu benar? Betul, saya hitung benar loh ini karena biasanya kita setiap tahun melihat pohon Indonesia ditanam satu miliar pohon, di daerah satu juta pohon, saya hitung-hitung kalau sudah sekian tahun, saya hitung seharusnya sampai laut sudah ada pohonnya," kata Presiden.

"Kita jangan hanya pintar menanam tapi tidak memelihara. Menanam bisa, memelihara juga ya karena bisa memberikan income besar. Beberapa negara Skandinavia bisa jadi negara kaya raya karena hidup dari hutan saja, tidak dari yang lain. Mereka bisa hidup 80 persen hanya dari jual kayu kenapa kita tidak? Kita juga harus bisa melakukan itu," tambah dia.

Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mengatakan bahwa pada HMPI dan BMN hari ini dicanangkan penanaman 45 ribu bibit pohon di lahan perbukitan dengan luas total 15 hektare.

Kementerian menargetkan penanaman 50 juta pohon per tahun. Selama 2014-2016, penanaman pohon sudah dilakukan di 22 juta hektare lahan di dalam maupun luar hutan.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017