Martapura, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Bupati Banjar Khalilurahman memprihatinkan peredaran dan penyalahgunaan narkotika ke pondok pesantren di kabupaten itu.

Dia prihatin "narkoba sudah masuk Ponpes yang berdampak rusaknya akhlak dan perilaku santri yang mendalami ilmu agama" sembari menunjuk kasus terbaru  santri sebuah Ponpes yang kedapatan mabuk karena menghirup uap dari kaleng berisi lem.

Dia merasa temuan itu indikator bahwa narkoba sudah masuk Ponpes di kabupatennya.

"Apa pun jenisnya, narkoba harus kita perangi bersama-sama, tidak bisa satu pihak saja yang bersikap dan bertindak tetapi harus bersama-sama sehingga peredarannya terputus," kata Khalilurahman.

Bupati yang juga ulama itu menganggap Ponpes yang banyak tersebar di Kabupaten Banjar menjadi salah satu sasaran peredaran narkoba untuk merusak generasi muda.

"Kabupaten Banjar menjadi salah satu daerah sasaran peredaran narkoba di Kalsel, apalagi julukan sebagai Serambi Mekah sehingga makin membuat orang berupaya merusaknya," kata dia tanpa menjelaskan siapa yang dia maksud dengan orang yang berusaha merusak daerahnya itu.

Mantan pemimpin Ponpes Darussalam Martapura itu menilai ika kondisi itu dibiarkan maka akan menghilangkan generasi masa depan bangsa.

"Orang tua dan anggota keluarga lain harus saling mengawasi sehingga tidak sampai anggota keluarga terjerumus menjadi pemakai maupun pengedar narkoba," imbuh Wakil Bupati Saidi Mansyur.

Baca juga: Roro Fitria jadi tersangka penyalahgunaan narkoba

Pewarta: Yose Rizal
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018