Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Jumat, meminta kepada jajaran Kepolisian RI agar memodernisasi pengetahuan para aparat sekaligus peralatan yang diperlukan guna menjaga stabilitas keamanan negara Indonesia.

"Baik dari sisi pengetahuan maupun peralatan, tentu kepolisian harus selalu memodernisasi agar lebih profesional dalam langkah-langkah mengatasi konflik. Maka profesionalisme yang diharapkan Kapolri itu berarti pengetahuan yang luas terhadap perkembangan kriminal yang terjadi di dunia ini," kata Wapres Kalla saat memberikan pengarahan Apel Kasatwil 2018 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Jakarta, Jumat.

Dengan perkembangan teknologi akhir-akhir ini, Wapres mengingatkan besarnya potensi konflik yang mudah terjadi dan bisa dikendalikan dari jarak jauh.

Wapres mencontohkan kericuhan "Arab Spring" sejak Desember 2010 terjadi akibat kendali dari orang di balik layar media sosial "Facebook" untuk memprovokasi masyarakat Arab agar melakukan revolusi di negara-negara Arab.

"Arab Spring itu diperbesar oleh seseorang, operator, yang mengendalikan `Facebook`, hanya tinggal di rumah dia dapat mengendalikan demonstrasi. Saya kira sama juga dengan kita di sini. Jaman dulu mengumpulkan orang mungkin butuh pemberitahuan 1-2 bulan; sekarang hanya dengan 1-2 hari bisa berkumpul satu juta orang akibat komunikasi yang begitu mudah dan sistem yang begitu cepat," jelasnya.

Kecepatan perkembangan teknologi, menurut Wapres, saat ini dapat ditandai dengan jumlah gawai komunikasi yang dimiliki masyarakat. Saat ini, setiap orang setidaknya memiliki paling sedikit dua telepon seluler yang mudah terhubung dengan media sosial.

"Semua orang di sini pasti kalau ada 500 orang di sini, pasti ada 700 handphone. Karena di antara kita ada yang punya dua. Jadi setiap 1,5 tahun, kapasitas `handphone` itu berkembang 100 persen," ujarnya.

Baca juga: Wapres ingatkan Polri akan bahaya teknologi

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018