New York/Washington (ANTARA) - Beberapa gubernur negara bagian AS pada Senin (23/3) ikut menerapkan perintah pada jutaan warga Amerika untuk tinggal di rumah guna memperlambat penyebaran virus corona baru, COVID-19.
Sementara itu, Presiden Donald Trump mengisyaratkan bahwa ia sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang berlawanan.
Sejak pekan lalu, sedikitnya 18 negara bagian --berpenduduk hampir setengah dari populasi AS-- telah mengeluarkan arahan yang mengharuskan warga tidak keluar rumah.
Pengecualian diterapkan jika mereka perlu pergi ke toko bahan makanan, apotek, pompa bensin dan klinik dokter. Kegiatan bisnis yang "tidak penting" juga telah diperintahkan ditutup.
Otoritas-otoritas kesehatan masyarakat telah mendesak pemerintah mengeluarkan perintah kepada masyarakat untuk tinggal di rumah. Perintah tersebut dianggap penting untuk membendung penyebaran luas virus pernapasan yang sangat menular itu.
Di Amerika Serikat, COVID-19 sudah menjangkiti lebih dari 42.000 orang dan menyebabkan 559 orang meninggal.
Negara-negara bagian telah meminta masyarakat menjaga jarak fisik sehingga semakin mencekik ekonomi AS di tengah harga-harga saham yang anjlok serta kekhawatiran yang meningkat soal resesi global.
Menanggapi keadaan itu, Trump mengatakan, "Kita tidak bisa membiarkan pemulihan lebih buruk daripada masalah itu sendiri."
"Amerika akan kembali dan segera membuka kegiatan bisnis," kata Trump saat konferensi pers Gedung Putih. "Kita tidak akan membiarkannya berubah menjadi masalah keuangan yang berlangsung lama."
Trump mengatakan akan mengevaluasi kembali sikap pemerintahannya, soal apakah akan terus membatasi kegiatan bisnis, pada akhir Maret, yaitu hari terakhir pemberlakuan pedoman 15 hari.
Pedoman itu dikeluarkan Gedung Putih pada 15 Maret untuk membatasi kegiatan masyarakat dan perjalanan yang tidak perlu.
Trump menyiratkan kemungkinan akan melonggarkan aturan bagi kegiatan bisnis di negara-negara bagian, yang ia katakan jumlah kasus infeksi COVID-19-nya relatif rendah, seperti Nebraska, Idaho dan Iowa.
Langkah itu kemungkinan akan diambil seraya terus menerapkan langkah tegas di negara-negara bagian lain yang parah dilanda wabah, seperti New York.
"Kalau berpegang pada dokter, mereka akan mengatakan mari kita tutup seluruh dunia," kata Trump.
Sumber: Reuters
Sementara itu, Presiden Donald Trump mengisyaratkan bahwa ia sedang mempertimbangkan langkah-langkah yang berlawanan.
Sejak pekan lalu, sedikitnya 18 negara bagian --berpenduduk hampir setengah dari populasi AS-- telah mengeluarkan arahan yang mengharuskan warga tidak keluar rumah.
Pengecualian diterapkan jika mereka perlu pergi ke toko bahan makanan, apotek, pompa bensin dan klinik dokter. Kegiatan bisnis yang "tidak penting" juga telah diperintahkan ditutup.
Otoritas-otoritas kesehatan masyarakat telah mendesak pemerintah mengeluarkan perintah kepada masyarakat untuk tinggal di rumah. Perintah tersebut dianggap penting untuk membendung penyebaran luas virus pernapasan yang sangat menular itu.
Di Amerika Serikat, COVID-19 sudah menjangkiti lebih dari 42.000 orang dan menyebabkan 559 orang meninggal.
Negara-negara bagian telah meminta masyarakat menjaga jarak fisik sehingga semakin mencekik ekonomi AS di tengah harga-harga saham yang anjlok serta kekhawatiran yang meningkat soal resesi global.
Menanggapi keadaan itu, Trump mengatakan, "Kita tidak bisa membiarkan pemulihan lebih buruk daripada masalah itu sendiri."
"Amerika akan kembali dan segera membuka kegiatan bisnis," kata Trump saat konferensi pers Gedung Putih. "Kita tidak akan membiarkannya berubah menjadi masalah keuangan yang berlangsung lama."
Trump mengatakan akan mengevaluasi kembali sikap pemerintahannya, soal apakah akan terus membatasi kegiatan bisnis, pada akhir Maret, yaitu hari terakhir pemberlakuan pedoman 15 hari.
Pedoman itu dikeluarkan Gedung Putih pada 15 Maret untuk membatasi kegiatan masyarakat dan perjalanan yang tidak perlu.
Trump menyiratkan kemungkinan akan melonggarkan aturan bagi kegiatan bisnis di negara-negara bagian, yang ia katakan jumlah kasus infeksi COVID-19-nya relatif rendah, seperti Nebraska, Idaho dan Iowa.
Langkah itu kemungkinan akan diambil seraya terus menerapkan langkah tegas di negara-negara bagian lain yang parah dilanda wabah, seperti New York.
"Kalau berpegang pada dokter, mereka akan mengatakan mari kita tutup seluruh dunia," kata Trump.
Sumber: Reuters