Bogor (ANTARA) - IPB University menyatakan laboratoriumnya memenuhi standar dan telah siap melakukan pengujian diagnostik COVID-19, jika aspek legal dari Pemerintah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor sudah diterimanya.
"Peralatan di laboratorium, teknis, dan prosedur kerja sudah siap. Kami menunggu legal aspeknya untuk tingkat kabupaten, kota, dan provinsi," kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Srihadi Agungpriyono, melalui pernyataan tertulis, di Bogor, Sabtu.
Srihadi sebagai penanggung jawab kegiatan laboratorium ini berharap, uji laboratorium untuk COVID-19 dapat dimulai secepatnya pada pekan depan.
"Uji spesimen klinis akan dilakukan di Laboratorium Satelit Pendukung Pengujian virus SARS-CoV-2 di Pusat Riset Kolaborasi IPB University," katanya.
Setelah Pemerintah Kota Bogor menerbitkan SK Wali Kota dan setelah semua diterima, kata dia, maka pekerjaan pengujian itu akan dimulai.
Menurut Srihadi, laboratorium uji SARS-CoV-2 di IPB University ini terdiri atas tiga laboratorium pendukung, yakni Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) di Jalan Lodaya, Laboratorium Collaborative Research Center-Science Techno Park (CRC STP) di Jalan Taman Kencana, serta Laboratorium Terpadu-Satreps di Fakultas Kedokteran Hewan di kampus IPB Dramaga Bogor.
Menurut dia, protokol kerja pemeriksaan spesimen klinis yang harus diperhatikan adalah, protokol alur pengujian mengikuti prosedur yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan.
"Spesimen klinis dalam virus transport medium (VTM) hanya akan diterima melalui Dinkes Kota Bogor dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Sampel dari Dinkes tersebut akan dikirimkan ke laboratorium PSSP," katanya.
Srihadi menjelaskan, laboratorium PSSP ini dipilih sebagai pintu masuk penerimaan spesimen karena lokasinya yang strategis serta telah menerapkan standar sistem manajemen biorisiko laboratorium. PSSP memiliki laboratorium BSL 2 yang telah lama mengimplementasikan prosedur keselamatan dan keamanan bekerja dengan bahan biologis berbahaya secara rutin.
"Di PSSP spesimen akan diekstraksi dan dilanjutkan dengan pengujian real-time RT-PCR. Pengujian real-time RT-PCR ini dapat dilakukan juga di Lab CCR-STP di kampus Taman Kencana dan di Lab FKH IPB Kampus Dramaga," katanya.
Tim yang bertugas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Tim Crisis Center COVID-19 IPB University untuk mendukung pemerintah guna mempercepat pengujian virus SARS-Cov 2, khususnya di Bogor dan sekitarnya.
Menurut dia, penilaian risiko pada aktivitas pengujian, personel, peralatan, dan laboratorium yang akan melakukan pemeriksaan telah dilakukan, dan kegiatan ini juga telah mendapat persetujuan dari Komisi Biorisiko Pusat Studi Satwa Primata IPB.
Sebagai tambahan, kata dia, seperangkat SOP telah dikembangkan oleh koordinator keselamatan hayati ("biosafety officer") untuk menjamin keselamatan dan keamanan petugas dan lingkungan dari bahan biologis yang ditangani.
"Tim juga diperkuat oleh para dokter yang akan mengawal kesehatan dan keselamatan kerja (K3) petugas teknis di laboratorium," katanya.
Laboratorium milik IPB University disebut mampu melakukan uji terhadap 120-180 sampel dalam per minggu sehingga dapat mengurangi beban Laboratorium Litbangkes milik Kemenkes RI dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kapasitas pemeriksaannya bisa ditingkatkan menjadi tiga kali lipat jika menggunakan protokol lain yang sudah disetujui oleh WHO.
"Peralatan di laboratorium, teknis, dan prosedur kerja sudah siap. Kami menunggu legal aspeknya untuk tingkat kabupaten, kota, dan provinsi," kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Srihadi Agungpriyono, melalui pernyataan tertulis, di Bogor, Sabtu.
Srihadi sebagai penanggung jawab kegiatan laboratorium ini berharap, uji laboratorium untuk COVID-19 dapat dimulai secepatnya pada pekan depan.
"Uji spesimen klinis akan dilakukan di Laboratorium Satelit Pendukung Pengujian virus SARS-CoV-2 di Pusat Riset Kolaborasi IPB University," katanya.
Setelah Pemerintah Kota Bogor menerbitkan SK Wali Kota dan setelah semua diterima, kata dia, maka pekerjaan pengujian itu akan dimulai.
Menurut Srihadi, laboratorium uji SARS-CoV-2 di IPB University ini terdiri atas tiga laboratorium pendukung, yakni Laboratorium Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) di Jalan Lodaya, Laboratorium Collaborative Research Center-Science Techno Park (CRC STP) di Jalan Taman Kencana, serta Laboratorium Terpadu-Satreps di Fakultas Kedokteran Hewan di kampus IPB Dramaga Bogor.
Menurut dia, protokol kerja pemeriksaan spesimen klinis yang harus diperhatikan adalah, protokol alur pengujian mengikuti prosedur yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan.
"Spesimen klinis dalam virus transport medium (VTM) hanya akan diterima melalui Dinkes Kota Bogor dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Sampel dari Dinkes tersebut akan dikirimkan ke laboratorium PSSP," katanya.
Srihadi menjelaskan, laboratorium PSSP ini dipilih sebagai pintu masuk penerimaan spesimen karena lokasinya yang strategis serta telah menerapkan standar sistem manajemen biorisiko laboratorium. PSSP memiliki laboratorium BSL 2 yang telah lama mengimplementasikan prosedur keselamatan dan keamanan bekerja dengan bahan biologis berbahaya secara rutin.
"Di PSSP spesimen akan diekstraksi dan dilanjutkan dengan pengujian real-time RT-PCR. Pengujian real-time RT-PCR ini dapat dilakukan juga di Lab CCR-STP di kampus Taman Kencana dan di Lab FKH IPB Kampus Dramaga," katanya.
Tim yang bertugas adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Tim Crisis Center COVID-19 IPB University untuk mendukung pemerintah guna mempercepat pengujian virus SARS-Cov 2, khususnya di Bogor dan sekitarnya.
Menurut dia, penilaian risiko pada aktivitas pengujian, personel, peralatan, dan laboratorium yang akan melakukan pemeriksaan telah dilakukan, dan kegiatan ini juga telah mendapat persetujuan dari Komisi Biorisiko Pusat Studi Satwa Primata IPB.
Sebagai tambahan, kata dia, seperangkat SOP telah dikembangkan oleh koordinator keselamatan hayati ("biosafety officer") untuk menjamin keselamatan dan keamanan petugas dan lingkungan dari bahan biologis yang ditangani.
"Tim juga diperkuat oleh para dokter yang akan mengawal kesehatan dan keselamatan kerja (K3) petugas teknis di laboratorium," katanya.
Laboratorium milik IPB University disebut mampu melakukan uji terhadap 120-180 sampel dalam per minggu sehingga dapat mengurangi beban Laboratorium Litbangkes milik Kemenkes RI dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Kapasitas pemeriksaannya bisa ditingkatkan menjadi tiga kali lipat jika menggunakan protokol lain yang sudah disetujui oleh WHO.