Jakarta (ANTARA) - Salah satu efek dari memakai narkotika dan obat-obatan terlarang adalah sensasi rasa senang dalam waktu singkat.
Hal tersebut adalah salah satu yang membuat pengguna narkoba ketagihan dan berkali-kali ingin mengulangi hal yang sama.
Psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, M.Psi menjelaskan, hal ini terkait dengan hormon dopamine yang mengatur rasa bahagia dan memberi efek menyenangkan serta santai di otak. Narkoba bisa merangsang otak untuk mengeluarkan hormon dopamin dalam jumlah banyak.
"Individu yang kecanduan narkoba sudah merasakan mendapatkan penghargaan lebih cepat dari hasil penggunaan narkoba dibanding rewards yang dilakukan secara alamiah," kata Samanta saat dihubungi ANTARA, Selasa.
Ketika memakai narkoba, sensasi menyenangkan bisa langsung dirasakan secara mudah dan instan dalam hitungan menit.
Dengan cara alami, kadar dopamin bisa ditingkatkan dengan usaha dan proses yang memakan waktu. Seseorang dapat berolahraga secara teratur, tidur yang cukup atau mendengarkan musik.
Sementara itu, menurut psikolog klinis Hersa Aranti, M.Psi, pengguna narkoba memang bisa merasa rindu mengonsumsi zat terlarang tersebut.
"Narkoba itu punya sifat habitual, bikin pemakainya selalu teringat dan terbayang, membuat mereka rindu perasaan saat memakai narkoba," kata Hersa menjelaskan.
Narkoba juga punya bersifat candu, membuat penggunanya sulit untuk berhenti karena muncul rasa ingin mengonsumsi secara terus-menerus.
Terlebih, ketika narkoba berhenti dikonsumsi, muncul efek withdrawal yang menimbulkan rasa sakit luar biasa sehingga pengguna membutuhkan lagi narkoba.
"Sifat lainnya adalah toleran, tubuh orang yang pakai narkoba lama kelamaan 'menyatu' dengan narkoba, sehingga menuntut orang itu untuk pakai dosis lebih tinggi," lanjut dia.
Dosis yang sama takkan terasa, pengguna didorong untuk mengonsumsi dengan dosis yang lebih banyak seiring berjalannya waktu. Hal ini bisa berujung pada overdosis bila sudah melampaui toleransi tubuh.
Hal tersebut adalah salah satu yang membuat pengguna narkoba ketagihan dan berkali-kali ingin mengulangi hal yang sama.
Psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, M.Psi menjelaskan, hal ini terkait dengan hormon dopamine yang mengatur rasa bahagia dan memberi efek menyenangkan serta santai di otak. Narkoba bisa merangsang otak untuk mengeluarkan hormon dopamin dalam jumlah banyak.
"Individu yang kecanduan narkoba sudah merasakan mendapatkan penghargaan lebih cepat dari hasil penggunaan narkoba dibanding rewards yang dilakukan secara alamiah," kata Samanta saat dihubungi ANTARA, Selasa.
Ketika memakai narkoba, sensasi menyenangkan bisa langsung dirasakan secara mudah dan instan dalam hitungan menit.
Dengan cara alami, kadar dopamin bisa ditingkatkan dengan usaha dan proses yang memakan waktu. Seseorang dapat berolahraga secara teratur, tidur yang cukup atau mendengarkan musik.
Sementara itu, menurut psikolog klinis Hersa Aranti, M.Psi, pengguna narkoba memang bisa merasa rindu mengonsumsi zat terlarang tersebut.
"Narkoba itu punya sifat habitual, bikin pemakainya selalu teringat dan terbayang, membuat mereka rindu perasaan saat memakai narkoba," kata Hersa menjelaskan.
Narkoba juga punya bersifat candu, membuat penggunanya sulit untuk berhenti karena muncul rasa ingin mengonsumsi secara terus-menerus.
Terlebih, ketika narkoba berhenti dikonsumsi, muncul efek withdrawal yang menimbulkan rasa sakit luar biasa sehingga pengguna membutuhkan lagi narkoba.
"Sifat lainnya adalah toleran, tubuh orang yang pakai narkoba lama kelamaan 'menyatu' dengan narkoba, sehingga menuntut orang itu untuk pakai dosis lebih tinggi," lanjut dia.
Dosis yang sama takkan terasa, pengguna didorong untuk mengonsumsi dengan dosis yang lebih banyak seiring berjalannya waktu. Hal ini bisa berujung pada overdosis bila sudah melampaui toleransi tubuh.