Ada Jerami Penyerap Limbah

Senin, 23 September 2013 9:42 WIB

Surabaya (antarasulteng.com) - Peneliti dari Fakultas Teknik di Universitas Katolik Widya Mandala (WM) Surabaya, Felycia Edi Soetaredjo Ph.D, menemukan jerami sebagai sarana alternatif penyerap limbah logam berat pada industri.

"Jerami itu dijadikan bubur, lalu bubur jerami itu dijadikan batch-batch yang diwadahi dalam tangki, kemudian tangki itu dijadikan bagian dari instalasi pembuangan limbah," kata dosen Jurusan Teknik Kimia FT WM itu kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu.

Dosen mata kuliah technopreneurship itu menjelaskan limbah cair dari industri akan melalui "biosorbent" (penyerap dari biomassa) dari jerami itu sebelum dilepas ke sungai atau laut, sehingga sungai atau laut tidak tercemar limbah industri yang umumnya mengandung logam berat.

"Penelitian ini masih tahap pertama, sehingga kami belum menghitung persentase dari limbah yang terserap ke dalam biosorbent yang terbuat dari jerami itu, tapi ikan gatul atau enceng gondok di sekitar pabrik yang biasanya mati kini bisa tetap hidup," katanya.

Penerima "research grant" dari International Foundation of Sciences (IFS) Swedia itu yakin pencemaran logam berat seperti Pb (timbal) dari industri yang biasanya parah bisa "dikunci" dalam "biosorbent" dari jerami itu.

"Limbah dari industri itu biasanya mengandung 12 jenis logam berat, tapi dengan `biosorbent` dari jerami itu akhirnya berkurang semuanya, jadi fungsinya seperti saringan," kata peraih doktor dari salah satu universitas di Thailand tersebut.

Ia mengaku penelitian itu bermula dari keprihatinan terhadap anak sahabatnya mengalami keterbelakangan mental akibat limbah mercuri yang dihasilkan industri di lingkungan rumahnya, sehingga banyak masyarakat sekitar industri yang mengonsumsi hasil alam yang terkontaminasi limbah.

"Indonesia sebagai negara agraris menghasilkan banyak limbah pertanian yang bisa dimanfaatkan sebagai biomassa, salah satunya adalah jerami yang dihasilkan dari limbah tanaman padi. Saya tertarik meneliti demi penyelamatan lingkungan," kata alumnus jurusan teknik kimia WM angkatan tahun 1995 itu.

Pewarta : Edy M Ya`kub
Editor : Riski Maruto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Tak ada yang terbuang dari kelapa di Desa Trenten Jawa Tengah

21 July 2024 8:05 Wib

Berkurban tanpa mengorbankan keselamatan Bumi

12 June 2024 10:11 Wib

Pemanfaatan limbah jerami padi untuk pakan ternak

24 May 2024 20:48 Wib

China: pengelolaan TEPCO atas air olahan PLTN Fukushima tak meyakinkan

26 April 2024 10:02 Wib

Bioremediasi ramah lingkungan tangani limbah tembaga

27 January 2024 10:56 Wib
Terpopuler

Jusuf Kalla resmikan Rumah Sakit Umum Sinar Kasih GKST Tentena

Advetorial/Rilis - 31 October 2024 7:49 Wib

Menteri ATR jelaskan 2.086 lahan di IKN tak bermasalah tapi habis HGU

Ekonomi Dan Keuangan - 02 November 2024 7:50 Wib

Pemkot Palu ajak warga manfaatkan pekarangan tanam sayuran

Harga emas Antam Rabu melonjak ke angka Rp1,56 juta per gram

Ekonomi Dan Keuangan - 31 October 2024 8:31 Wib

Pemerintah siapkan 3.100 hektare lahan di PPU topang infrastruktur IKN

Nasional - 02 November 2024 7:51 Wib