Jakarta (ANTARA) - Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga memerlukan pelembap demi mencegah kulitnya menjadi kering, termasuk di masa pandemi COVID-19 dan Ramadhan ini. Jenis pelembap apa yang bagus untuk anak, losion atau krim?
"Jenisnya kami anjurkan dari bahan krim karena mudah meresap dan awet (pada kulit)," ujar dokter spesialis kulit, dermatologi pediatrik dari Klinik Sakti Medika, Tebet, Jakarta, Tina Wardhani Wisesa dalam diskusi daring Noroid "Menjaga Kulit Sehat dan Lembap Selama Pandemi COVID-19", Selasa.
Pelembap ini sebaiknya dioleskan secara merata pada bagian-bagian tubuh anak sekitar tiga menit setelah mencuci tangan atau mandi, misalnya di dada, punggung, tangan dan kaki.
"Dada, punggung (bisa gunakan) losion, tangan kaki bisa bahan dasar krim," kata Tina.
Dokter Spesialis kulit, dermatologi Kosmetik dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Lilik Norawati menyarankan Anda memilih pelembap yang sesuai kondisi kulit anak, lalu hindari pelembap yang mengandung pewangi dan pewarna karena sifatnya iritan sehingga bisa bila digunakan pada kulit bermasalah atau sensitif akan merangsang iritasi pada kulit.
Menurut Lilik, jumlah pelembap yang dioleskan sebanyak satu gram atau dua ruas jari per pengolesan untuk keseluruhan kulit. Untuk bagian tangan, pastikan mengenai sela-sela jari.
Saat ini ada beragam jenis pelembap yang beredar, namun Tina menyarankan yang berbahan dasar ceramide atau pseudo-ceramide karena aman. Pseudo-Ceramide mempunyai kemampuan untuk memproteksi kulit dan membantu memperbaiki barrier kulit yang rusak akibat pencucian yang sering.
Pelembap menjadi salah satu dari tiga hal dalam perawatan kulit anak, selain produk pembersih untuk pembersihan yakni melalui mandi dengan sabun dan suhu air tidak terlalu panas, serta pelindung kulit.
Pelembap berfungsi mengganti minyak kulit alami, melapisi kulit yang pecah-pecah, membentuk lapisan pelindung, memperbaiki barrier kulit, mencegah iritasi, mengurangi kulit kering dan bersisik.
"Pelembap keharusan bahkan mulai usia bayi, anak, dewasa apalagi di usia geriatrik dalam keadaan normal atau keadaan luar biasa, karena adanya pandemi COVID-19," tutur dokter spesialis kulit dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Abraham Arimuko.
"Jenisnya kami anjurkan dari bahan krim karena mudah meresap dan awet (pada kulit)," ujar dokter spesialis kulit, dermatologi pediatrik dari Klinik Sakti Medika, Tebet, Jakarta, Tina Wardhani Wisesa dalam diskusi daring Noroid "Menjaga Kulit Sehat dan Lembap Selama Pandemi COVID-19", Selasa.
Pelembap ini sebaiknya dioleskan secara merata pada bagian-bagian tubuh anak sekitar tiga menit setelah mencuci tangan atau mandi, misalnya di dada, punggung, tangan dan kaki.
"Dada, punggung (bisa gunakan) losion, tangan kaki bisa bahan dasar krim," kata Tina.
Dokter Spesialis kulit, dermatologi Kosmetik dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Lilik Norawati menyarankan Anda memilih pelembap yang sesuai kondisi kulit anak, lalu hindari pelembap yang mengandung pewangi dan pewarna karena sifatnya iritan sehingga bisa bila digunakan pada kulit bermasalah atau sensitif akan merangsang iritasi pada kulit.
Menurut Lilik, jumlah pelembap yang dioleskan sebanyak satu gram atau dua ruas jari per pengolesan untuk keseluruhan kulit. Untuk bagian tangan, pastikan mengenai sela-sela jari.
Saat ini ada beragam jenis pelembap yang beredar, namun Tina menyarankan yang berbahan dasar ceramide atau pseudo-ceramide karena aman. Pseudo-Ceramide mempunyai kemampuan untuk memproteksi kulit dan membantu memperbaiki barrier kulit yang rusak akibat pencucian yang sering.
Pelembap menjadi salah satu dari tiga hal dalam perawatan kulit anak, selain produk pembersih untuk pembersihan yakni melalui mandi dengan sabun dan suhu air tidak terlalu panas, serta pelindung kulit.
Pelembap berfungsi mengganti minyak kulit alami, melapisi kulit yang pecah-pecah, membentuk lapisan pelindung, memperbaiki barrier kulit, mencegah iritasi, mengurangi kulit kering dan bersisik.
"Pelembap keharusan bahkan mulai usia bayi, anak, dewasa apalagi di usia geriatrik dalam keadaan normal atau keadaan luar biasa, karena adanya pandemi COVID-19," tutur dokter spesialis kulit dari RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Abraham Arimuko.