Palu (ANTARA) - Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu dan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berkolaborasi menanamkan nilai-nilai kesetiakawanan sosial kepada Anak Berhadapan Hukum (ABH) atau anak binaan pemasyarakatan.
Kepala LPKA Palu Mohammad Kafi di Palu, Jumat, mengatakan nilai-nilai kesetiakawanan sosial dapat menjadi fondasi kuat dalam pembentukan karakter anak.
"Kami bersyukur atas perhatian Dinsos Sulteng kepada anak binaan. Dengan kegiatan ini mereka dapat belajar tentang pentingnya kesetiakawanan sosial, terutama di era modern yang cenderung individualistis," katanya.
Ia mengatakan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2024 menjadi momentum untuk menanamkan nilai-nilai persaudaraan dan kekeluargaan kepada anak binaan.
Kafi menekankan kesetiakawanan sosial mengajarkan pentingnya peduli terhadap sesama, menjunjung solidaritas, serta membangun semangat kebersamaan tanpa diskriminasi.
"Peringatan HKSN mengajarkan bagaimana setiap individu harus berperilaku baik di lingkungan sosialnya, membangun solidaritas, serta menumbuhkan semangat kebersamaan, dan saling membantu," ujarnya.
Sementara itu Perwakilan Dinas Sosial Sulteng Mirna mengatakan pihaknya melaksanakan kegiatan edukatif yang bertujuan menanamkan nilai-nilai kesetiakawanan dan kekeluargaan kepada anak binaan.
"Peringatan HKSN kali ini bertujuan menanamkan kembali nilai-nilai kesetiakawanan sosial, melestarikan esensi nilainya, serta mendorong sikap saling peduli dan berbagi kepada anak binaan," katanya.
Menurut dia, kegiatan ini merupakan salah satu upaya membentuk karakter anak binaan agar lebih siap menghadapi kehidupan sosial.
Pada kesempatan ini Dinsos Sulteng juta menyerahkan bantuan sosial kepada seluruh Anak Binaan LPKA Palu.
Kepala Kanwil Kemenkumham Sulteng Hermansyah Siregar mengatakan kolaborasi LPKA Palu dan Dinsos Sulteng dapat menjadi fondasi penting dalam pengelolaan kesejahteraan sosial anak berkonflik dengan hukum.
"Kegiatan ini menjadi pilar penting dalam menciptakan generasi yang peduli dan bertanggung jawab secara sosial. Ini sejalan dengan cita-cita besar menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.
