Donggala (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat sebanyak empat desa di Kabupaten Donggala terdampak banjir dan tanah longsor yang disebabkan curah hujan tinggi di wilayah itu.
Kepala Pelaksana BPBD Sulteng Akris Fattah Yunus mengatakan empat desa itu terdiri dari Desa Tonggolobibi, Kecamatan Sojol, Desa Rerang, Kecamatan Dampelas terjadi banjir dan banjir rob, serta Desa Lende Tovea Sirenja dan Desa Sabang Dampelas terjadi tanah longsor.
"Untuk banjir di Tonggolobibi dan Rerang disebabkan hujan deras yang menyebabkan air sungai meluap akibat debit air meningkat dan tanggul bendungan jebol serta air memasuki area persawahan dan permukiman warga setempat setinggi 100 cm," kata Akris saat ditemui awak media di Kota Palu, Rabu.
Ia mengemukakan sejumlah fasilitas di Desa Rerang dan Tonggolobibi rusak seperti tanggul, saluran drainase, 1 unit jembatan gantung, SDN 10 Sojol, kawasan permukiman, sawah 1.350 hektare, akses jalan ke area persawahan, dan drainase persawahan.
"Kebutuhan mendesak saat ini seperti normalisasi sungai, perbaikan tanggul, saluran, jembatan, dan bantuan bibit serta pupuk," ucapnya.
Menurut dia, di Desa Lende Tovea Sirenja terjadi banjir rob yang mengakibatkan satu unit kantor desa dan SDN 3 Sirenja terendam air.
"Untuk tanah longsor terjadi di Desa Sabang, Kecamatan Dampelas sehingga membuat sisi ruas sungai mengalami longsor akibat debit air sungai tinggi yang deras termasuk 10 unit rumah warga dan satu bangunan majelis taklim terdampak longsor tersebut," ujarnya.
Akris menyebutkan longsor diakibatkan hujan deras dalam waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan tanah longsor di sisi sungai dan berdampak pada permukiman serta fasilitas desa.
"Jadi memang terjadi pengikisan di area pinggiran sungai yang membahayakan rumah-rumah warga," kata dia.
