Palu (ANTARA) - Bupati Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, Rusli Moidady, mengatakan Festival Trikora 2025 sebagai momentum untuk terus merawat tradisi serta memperkuat rasa kebersamaan sebagai fondasi utama dalam membangun daerah yang maju, damai, dan sejahtera.
“Festival Trikora bukan sekadar perayaan, tetapi wujud nyata kecintaan terhadap warisan budaya, sejarah, dan jati diri bangsa,” kata Rusli Moidady dalam keterangannya di Palu, Jumat.
Ia mengatakan festival ini menjadi bagian penting dari upaya melestarikan warisan budaya serta memperkuat jati diri masyarakat Banggai Kepulauan.
Melalui kegiatan ini, kata dia, masyarakat diajak untuk terus merawat tradisi yang diwariskan oleh para leluhur serta memperkuat rasa kebersamaan sebagai fondasi utama dalam membangun daerah yang maju, damai, dan sejahtera.
“Tradisi adalah akar yang meneguhkan identitas kita, sementara kebersamaan adalah pohon rindang yang menaungi setiap perbedaan,” ujarnya.
Ia juga melanjutkan Festival Trikora tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga ruang pembelajaran, pelestarian nilai-nilai budaya, dan penguatan karakter masyarakat, terutama bagi generasi muda agar tetap mencintai dan bangga terhadap kearifan lokal.
Oleh karena itu, ia mengharapkan kegiatan ini dapat memperkuat karakter masyarakat, terutama generasi muda, agar tetap mencintai dan bangga terhadap kearifan lokal yang menjadi ciri khas Banggai Kepulauan.
“Melalui festival ini, marilah kita jadikan semangat Trikora sebagai pengingat akan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan yang telah membela keutuhan bangsa. Tugas kita hari ini adalah melanjutkan perjuangan itu melalui karya, persatuan, dan semangat gotong royong,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai Kepulauan Ikhsan Nursin mengatakan Festival Trikora memiliki makna penting dalam menanamkan semangat nasionalisme dan nilai perjuangan kepada generasi muda.
Ia menegaskan bahwa pelaksanaan Festival Trikora bukan sekadar kegiatan seni dan budaya, tetapi juga memiliki makna yang sangat penting dalam menanamkan semangat nasionalisme dan nilai perjuangan kepada generasi muda.
“Monumen Trikora yang berdiri di Salakan merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut Irian Barat. Melalui festival ini, kita mengenang kembali Tri Komando Rakyat sebagai simbol tekad dan keberanian bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan,” katanya.
Ikhsan juga mengatakan Festival Trikora yang dilaksanakan di Taman Kota Salakan ini menjadi wadah untuk merefleksikan sejarah sekaligus membuka ruang ekspresi dan kreativitas bagi masyarakat, terutama generasi muda, dalam menampilkan karya budaya yang sarat nilai edukatif.
Pemkab Banggai Kepulauan, kata dia, berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan yang memperkuat karakter dan identitas budaya masyarakat Banggai Kepulauan.
