Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah mempersiapkan infrastruktur jembatan Palu lima atau jembatan 'Lalove' yang telah diresmikan pemerintah setempat untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas di dalam kota.

"Saya berpikir untuk ke depan, karena mobilitas transportasi dinamis, sehingga ini perlu dipikirkan agar arus lalu lintas di Kota Palu tidak mengalami kemacetan hingga di bawa ambang batas," kata Wali Kota Palu Hidayat usai meresmikan pemanfaatan jembatan Palu lima, di Palu, Rabu.

Hidayat menilai, saat ini situasi arus lalu lintas di ibu kota Sulteng sudah semakin padat, sehingga jalur-jalur tertentu kemacetan tidak dapat dihindarkan, misalnya pagi hari saat masyarakat memulai beraktivitas, serta saat sore hari yang jumlahnya tidak sebanding dengan kapasitas badan jalan.

Dia menjelaskan, jembatan Palu lima yang menghubungkan Palu bagian Selatan dan Palu bagian Barat sebagai upaya pemerintah mengurai kemacetan yang sering terjadi di kawasan jalan Eammy Saelan hingga jalan Wolter Monginsidi, termasuk kawasan jalan I Gusti Ngurah Rai dan sekitarnya.

"Selain mengurangi risiko kemacetan kendaraan, menyediakan infrastruktur jalan juga sebagai upaya meningingkatkan perekonomian masyarakat, karena terjadi mobilitas orang pergi ke pasar misalnya, kantor dan sebagainya. Karena di Palu memiliki dua pasar tradisional yang besar yakni Pasar Manonda di Palu Barat dan pasar Masomba berada di Palu Selatan," ungkap Hidayat.


Wali Kota memaparkan, guna mengurangi risiko kemacetan arus lalu lintas ke depan, maka pemerintah sudah semestinya menyiapkan kajian induk pengembangan kawasan, dan Pemkot Palu telah membuat kajian induk pengembangan di lima kawasan strategis perkotaan.

"Kalau kawasan sudah memiliki rencana induk, maka penataan kota akan lebih terarah termasuk penempatan jalan," kata Hidayat.

Perencanaan pembangunan jembatan Palu lima, lanjutnya, sudah berlangsung sejak 2017, di mana tahap awal yakni penyusunan rencana induk, kemudian 2018 Pemkot Palu mulai pembebasan lahan masyarakat untuk kepentingan peningkatan kapasitas jalan.

Selanjutnya, pada pertengahan 2019 pemerintah setempat memulai pembangunan infrastruktur jembatan dan pengerjaannya selesai tahun 2020.

Jembatan yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp59 miliar memunculkan ornamen lokal itu, dimaksudkan untuk mempertegas identitas daerah. "Jembatan ini memiliki panjang 100 meter dengan lebar jalan sekitar 11 meter dan memiliki dua lajur," ucapnya.
 

Pewarta : Moh Ridwan
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024