Palu (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Poso saat ini tengah berusaha mencari pintu ekspor jagung kuning untuk membantu para petani setempat.

"Yang jelas kami saat ini, tengah berusaha untuk mencari pintu ekspor jagung kuning," ujar Kadis Pertanian Poso, Suratno, Kamis.

Dia mengatakan, Kabupaten Poso memiliki lahan jagung kuning sebanyak 15 ribu hektare dalam setahun, yang tersebar di sejumlah desa. Jumlah hasil panen jagung rata-rata berkisar 6,7 ton per hektare, jika di jumlahkan dengan luas lahan 15 ribu hektare akan menghasilkan hasil sebanyak 105 ribu ton per tahun, sementara kebutuhan ekspor itu hanya mencapai 70 ribu ton.

Suratno mengatakan meskipun harga jagung kuning di Poso antara Rp2.700 - 3,000 per kilogram, namun hanya dibeli dalam jumlah sedikit atau hanya sesuai kebutuhan pedagang saja. Dengan ekspor itu, harga jagung kemungkinan bisa naik ataupun stabil dua atau tiga ribu-an, namun bisa di beli dalam jumlah banyak.

"Nah tadi bupati katakan, bahwa kami akan berusaha untuk mencari eksportir sendiri," tutur Suratno

Dijelaskan penurunan harga jagung kuning itu, dialami bukan saja di kabupaten Poso namun mencakup seluruh Indonesia. Ini penyebab para peternak ayam tidak lagi membutuhkan jagung dalam jumlah besar diakibatkan pandemi covid-19.

Selain itu untuk Kabupaten Poso sendiri, penyebab harga jagung menurun diakibatkan hasil panen jagung telah meningkat 100 persen dari sebelumnya. Namun pihak dinas pertanian akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas hasil jagung dengan baik.

Sala satu petani jagung kuning di Poso, Ngkaru Pedawana meminta pemerintah daerah membantu petani agar bisa menaikkan harga yang bisa sesuai dengan kebutuhan ekonomi sehari-hari. Pengeluhan petani selain harga yang turun, juga kesulitan mencari pembeli jagung dalam jumlah banyak.

"Yang susah saat ini, mencari pembeli jagung, ya ada pembeli namun hanya sesuai kebutuhan mereka saja, harga jagung sekarang bermain antara Rp2.700 hingga Rp3.000," aku Ngkaru Pedawana, petani jagung.


Pewarta : Feri Timparosa
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024