Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, menghadapi fenomena La Nina, melakukan normalisasi sungai dan saluran air di wilayah itu guna mencegah banjir.
"Semua OPD terkait untuk bersama-sama mengantisipasi dampak dari fenomena alam di mana telah diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) pusat maupun Kota Palu bahwa akan terjadi peningkatan curah hujan dimulai dari Oktober 2020 sampai Februari 2021," kata Sekretaris Kota Palu Asri di Palu, Kamis.
Menghadapi segala kemungkinan yang sewaktu-waktu bisa terjadi saat curah hujan meningkat, maka langkah Pemkot Palu ke depan ini melakukan normalisasi sungai-sungai dan juga saluran air yang ada di ibu kota provinsi itu.
Ada beberapa anak sungai yang sering banjir dan mengancam warga yang bermukim di sekitarnya, sebab sebagian belum ada tanggul pengaman.
Selain mengeruk sungai yang telah terjadi pendangkalan, juga nantinya akan dibangun tanggul pengaman di sisi kiri dan kanan sungai.
Itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dana.
Begitu halnya, beberapa saluran air dalam kota sedang diperbaiki kembali karena banyak yang sudah rusak sehingga airnya sering meluap ke jalan dan juga rumah penduduk.
Palu, kata Asri selama ini termasuk rawan banjir kiriman karena ada beberapa sungai yang bermuara menjadi satu dengan Sungai Palu.
Karena itu, warga perlu waspada, sebab meski tidak ada hujan,tetapi bila hujan di hulu sungai,bisa terjadi banjir kiriman seperti yang sudah pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Banjir kiriman sering meluap ke permukiman warga yang berada di dataran rendah dalam wilayah Kota Palu.
Asri juga meminta pihak BPBD terus melakukan sosialisasi memberikan pencerahan dan juga mitigasi bencana kepada masyarakat.
Berdasarkan rapat koordinasi antara Pemkot Palu dengan pihak BMKG setempat disampaikan bahwa fenomena La Nina masih mengancam wilayah Sulteng, termasuk Kota Palu dalam beberapa bulan ke depan sehingga perlu mendapat perhatian semua pihak.
Selain curah hujan yang tinggi, juga disertai petir dan angin kencang seperti yang terjadi pada pekan lalu yang mengakibatkan banyak pepohonan tumbang dan juga atap rumah warga rusak.
"Semua OPD terkait untuk bersama-sama mengantisipasi dampak dari fenomena alam di mana telah diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) pusat maupun Kota Palu bahwa akan terjadi peningkatan curah hujan dimulai dari Oktober 2020 sampai Februari 2021," kata Sekretaris Kota Palu Asri di Palu, Kamis.
Menghadapi segala kemungkinan yang sewaktu-waktu bisa terjadi saat curah hujan meningkat, maka langkah Pemkot Palu ke depan ini melakukan normalisasi sungai-sungai dan juga saluran air yang ada di ibu kota provinsi itu.
Ada beberapa anak sungai yang sering banjir dan mengancam warga yang bermukim di sekitarnya, sebab sebagian belum ada tanggul pengaman.
Selain mengeruk sungai yang telah terjadi pendangkalan, juga nantinya akan dibangun tanggul pengaman di sisi kiri dan kanan sungai.
Itu akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan ketersediaan dana.
Begitu halnya, beberapa saluran air dalam kota sedang diperbaiki kembali karena banyak yang sudah rusak sehingga airnya sering meluap ke jalan dan juga rumah penduduk.
Palu, kata Asri selama ini termasuk rawan banjir kiriman karena ada beberapa sungai yang bermuara menjadi satu dengan Sungai Palu.
Karena itu, warga perlu waspada, sebab meski tidak ada hujan,tetapi bila hujan di hulu sungai,bisa terjadi banjir kiriman seperti yang sudah pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Banjir kiriman sering meluap ke permukiman warga yang berada di dataran rendah dalam wilayah Kota Palu.
Asri juga meminta pihak BPBD terus melakukan sosialisasi memberikan pencerahan dan juga mitigasi bencana kepada masyarakat.
Berdasarkan rapat koordinasi antara Pemkot Palu dengan pihak BMKG setempat disampaikan bahwa fenomena La Nina masih mengancam wilayah Sulteng, termasuk Kota Palu dalam beberapa bulan ke depan sehingga perlu mendapat perhatian semua pihak.
Selain curah hujan yang tinggi, juga disertai petir dan angin kencang seperti yang terjadi pada pekan lalu yang mengakibatkan banyak pepohonan tumbang dan juga atap rumah warga rusak.