Jakarta (ANTARA) - Pelatih AC Milan Stefano Pioli menyebut kartu merah yang didapat Zlatan Ibrahimovic menjadi biang keladi kekalahan timnya dari Inter Milan pada perempat final Piala Italia, Selasa setempat atau Rabu dini hari WIB.
Pada pertandingan itu, Ibrahimovic membawa Milan unggul terlebih dahulu. Namun setelah ia diusir keluar lapangan akibat menerima kartu kuning kedua setelah turun minum, Romelu Lukaku menyamakan kedudukan melalui eksekusi penalti, dan Christian Eriksen melengkapi kebangkitan Inter melalui ketajamannya mengeksekusi tendangan bebas
"Tersingkir dari sini merupakan hal yang mengecewakan, karena kami sangat peduli dengan kompetisi ini," kata Pioli seperti dikutip RAI Sport.
"Penampilan ini memperlihatkan bahwa kami adalah tim yang kuat, yang mampu bertahan dengan baik, namun kehilangan satu pemain membuat situasi menjadi semakin sulit," tambahnya.
Pioli kemudian ditanyai perihal perseteruan Lukaku dan Ibrahimovic yang terjadi pada pengujung babak pertama yang menyebabkan kedua pemain diganjar kartu kuning.
"Situasinya berpengaruh, sebab kartu kuning pertama mengarah kepada kartu kuning kedua. Mereka adalah dua sosok dewasa, mereka mengatakan sesuatu terhadap yang lainnya, saya tidak tahu (apa yang dikatakan). Itu sudah terjadi, kami harus melihat ke depan," ujar sang allenatorre.
"Apa yang tidak berjalan dengan baik adalah bermain dengan sepuluh pemain, itu lebih rumit, dan kami naif dengan pelanggaran untuk membuat kami dihukum penalti," lanjutnya.
Pioli jelas dongkol dengan kartu merah yang didapat Ibrahimovic, namun ia tidak mau menyalahkan sang penyerang. Pioli justru menganggap pelanggaran yang dilakukan Ibrahimovic terjadi karena sang pemain melakukan tugasnya untuk membantu pertahanan dan membantu tim.
Selain itu, meski kalah, Pioli mengatakan kekalahan ini tidak sepahit saat mereka ditaklukkan Atalanta 0-3 pada pertandingan terakhir di Liga Italia.
"Ini merupakan pertandingan yang sangat seimbang, satu-satunya perbedaan adalah kehilangan seorang pemain. Jika 11 lawan 11, ini terbuka terhadap hasil apapun dan kami sedang unggul 1-0," pungkasnya.
Pada pertandingan itu, Ibrahimovic membawa Milan unggul terlebih dahulu. Namun setelah ia diusir keluar lapangan akibat menerima kartu kuning kedua setelah turun minum, Romelu Lukaku menyamakan kedudukan melalui eksekusi penalti, dan Christian Eriksen melengkapi kebangkitan Inter melalui ketajamannya mengeksekusi tendangan bebas
"Tersingkir dari sini merupakan hal yang mengecewakan, karena kami sangat peduli dengan kompetisi ini," kata Pioli seperti dikutip RAI Sport.
"Penampilan ini memperlihatkan bahwa kami adalah tim yang kuat, yang mampu bertahan dengan baik, namun kehilangan satu pemain membuat situasi menjadi semakin sulit," tambahnya.
Pioli kemudian ditanyai perihal perseteruan Lukaku dan Ibrahimovic yang terjadi pada pengujung babak pertama yang menyebabkan kedua pemain diganjar kartu kuning.
"Situasinya berpengaruh, sebab kartu kuning pertama mengarah kepada kartu kuning kedua. Mereka adalah dua sosok dewasa, mereka mengatakan sesuatu terhadap yang lainnya, saya tidak tahu (apa yang dikatakan). Itu sudah terjadi, kami harus melihat ke depan," ujar sang allenatorre.
"Apa yang tidak berjalan dengan baik adalah bermain dengan sepuluh pemain, itu lebih rumit, dan kami naif dengan pelanggaran untuk membuat kami dihukum penalti," lanjutnya.
Pioli jelas dongkol dengan kartu merah yang didapat Ibrahimovic, namun ia tidak mau menyalahkan sang penyerang. Pioli justru menganggap pelanggaran yang dilakukan Ibrahimovic terjadi karena sang pemain melakukan tugasnya untuk membantu pertahanan dan membantu tim.
Selain itu, meski kalah, Pioli mengatakan kekalahan ini tidak sepahit saat mereka ditaklukkan Atalanta 0-3 pada pertandingan terakhir di Liga Italia.
"Ini merupakan pertandingan yang sangat seimbang, satu-satunya perbedaan adalah kehilangan seorang pemain. Jika 11 lawan 11, ini terbuka terhadap hasil apapun dan kami sedang unggul 1-0," pungkasnya.