Minahasa (ANTARA) - Pastor Bastian A Sa'pang MSC yang lebih akrab dipanggil Pastor Bas mengatakan peringatan Kematian Yesus Kristus merupakan waktu tepat untuk umat bercermin mengikuti apa yang dibuat Yesus.

"Kematian Yesus menunjukkan betapa besar cintanya kepada manusia melalui sengsara dan wafatnya, yang pada akhirnya Dia dibangkitkan yang akan dirayakan pada Pesta Paskah," kata Pastor Bastian dalam kotbah upacara Jumat Agung di Gereja Katolik Paroki Bunda Hati Yesus Rumengkor Kabupatem Minahasa  Provinsi Sulawesi Utara, Jumat.

Pastor Bas mengatakan Yesus rela mengikuti dan menjalani proses sengsara hingga wafat disalib, sebab dengan demikian Dia akan dibangkitkan dan menjadi penyelamat umat manusia, kata Pastor Bas.

"Yesus mencintai dengan menderita, Dia mencintai dengan ketulusan. Dia juga saat itu sama dengan kita manusia, sempat mengeluh kepada Bapa di Surga, tetapi akhirnya Dia berkata 'Bukan kehendakku yang jadi tetapi kehendakMulah'," kata Pastor Bas.

Mencintai dengan menderita, mencintai dengan ketulusan dapat menjadi contoh yang baik bagi manusia.

"Saat membangun gereja maka kita harus rela berkorban dan menderita terlebih dahulu, sama seperti Yesus," kata Pastor Bas.

Membangun maka dibutuhkan partisipasi secara ikhlas dari umat. Banyak cara untuk memperlihatkan cara partisipasi.

Cinta akan hidup ketika kita mau berkorban. Biarkan dicaci maki tetap bertahan. Biarpun berbagai tantangan menghadang tetapi tetap maju ke depan.

Perayaan Jumat Agung Umat Katolik selain ibadah pada pukul 15.00 juga pagi hari dilakukan jalan salib mengenang sengsara dan wafat Yesus.
 

Pewarta : Guido Merung
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024