Timika (ANTARA) - Aparat gabungan TNI dan Polri dikerahkan ke Distrik Beoga, Kabupaten Puncak untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menembak mati seorang guru bernama Oktovianus Rayo (42) dan kemudian membakar tiga gedung sekolah di wilayah itu pada Kamis (8/4).
Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudussy kepada ANTARA di Timika, Jumat, mengatakan aparat tidak tinggal diam menyikapi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh KKB.
"Sudah sejak kemarin anggota langsung merespons. Yang jelas aparat TNI dan Polri tetap memburu mereka," kata Kombes Iqbal.
Ia mengakui jenazah korban sudah dievakuasi oleh masyarakat bersama-sama sejumlah guru dari Kampung Julugoma ke ibu kota Distrik Beoga dengan berjalan kaki sejauh sekitar empat kilo pada Kamis (8/4) siang.
Rencana evakuasi lanjutan jenazah almarhum Oktovianus ke Timika pada Jumat siang belum bisa dilakukan karena penerbangan dari Timika ke Beoga dan sebaliknya terkendala kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
Kombes Iqbal memastikan pembakaran gedung sekolah yaitu SD Jambul, SMP Negeri 1 Beoga dan SMA Negeri 1 Beoga serta rumah guru pada Kamis (8/4) petang sekitar pukul 18.15 WIT dilakukan oleh KKB pimpinan Nau Waker alias Tidak Jadi Waker yang merupakan anak buah dari pimpinan KKB Guspi Waker.
"Pelakunya dari kelompok Nau Waker alias Tidak Jadi Waker," ujarnya.
Kelompok Waker diduga lari ke Beoga karena terdesak oleh aparat TNI dan Polri.
Pada 2018 Guspi Waker memberi perintah kepada Nau Waker untuk melakukan penembakan terhadap kendaraan LWB PT Freeport Indonesia di Mile 69, Distrik Tembagapura menggunakan senjata jenis steyr.
Pejabat Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia mengakui kondisi bangunan sekolah itu seluruhnya rata dengan tanah dan menyisakan puing-puing bekas kebakaran.
"Sampai sekarang kami belum bisa ke sana karena kondisi medan yang sulit dan jarak yang jauh dari Ilaga dimana untuk ke sana harus menggunakan pesawat terbang," kata Kompol Nyoman yang dihubungi dari Timika, Jumat.
Mantan Waka Polres Mimika itu mengecam keras tindakan KKB yang telah membunuh seorang guru dan membakar gedung sekolah.
"Tentu perbuatan mereka sangat tidak terpuji. Masa seorang guru yang setiap hari tinggal di kampung untuk mendidik generasi muda Papua dengan teganya mereka bunuh secara tidak berperikemanusiaan. Tanpa rasa berdosa mereka juga membakar gedung sekolah," katanya.
Sementara itu Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kabupaten Mimika mengharapkan jenazah almarhum Oktovianus segera dievakuasi ke Timika.
Tokoh masyarakat Toraja Timika Daud Bunga yang juga merupakan anggota DPRD Mimika menyesalkan pembunuhan terhadap Oktovianus yang sehari-hari bertugas sebagai guru di Kabupaten Puncak.
"Seluruh warga Toraja sangat menyesali peristiwa ini, warga kami selaku abdi negara yang berprofesi sebagai guru kok dibunuh dengan cara yang sangat kejam," ujar Daud.
Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudussy kepada ANTARA di Timika, Jumat, mengatakan aparat tidak tinggal diam menyikapi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh KKB.
"Sudah sejak kemarin anggota langsung merespons. Yang jelas aparat TNI dan Polri tetap memburu mereka," kata Kombes Iqbal.
Ia mengakui jenazah korban sudah dievakuasi oleh masyarakat bersama-sama sejumlah guru dari Kampung Julugoma ke ibu kota Distrik Beoga dengan berjalan kaki sejauh sekitar empat kilo pada Kamis (8/4) siang.
Rencana evakuasi lanjutan jenazah almarhum Oktovianus ke Timika pada Jumat siang belum bisa dilakukan karena penerbangan dari Timika ke Beoga dan sebaliknya terkendala kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
Kombes Iqbal memastikan pembakaran gedung sekolah yaitu SD Jambul, SMP Negeri 1 Beoga dan SMA Negeri 1 Beoga serta rumah guru pada Kamis (8/4) petang sekitar pukul 18.15 WIT dilakukan oleh KKB pimpinan Nau Waker alias Tidak Jadi Waker yang merupakan anak buah dari pimpinan KKB Guspi Waker.
"Pelakunya dari kelompok Nau Waker alias Tidak Jadi Waker," ujarnya.
Kelompok Waker diduga lari ke Beoga karena terdesak oleh aparat TNI dan Polri.
Pada 2018 Guspi Waker memberi perintah kepada Nau Waker untuk melakukan penembakan terhadap kendaraan LWB PT Freeport Indonesia di Mile 69, Distrik Tembagapura menggunakan senjata jenis steyr.
Pejabat Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia mengakui kondisi bangunan sekolah itu seluruhnya rata dengan tanah dan menyisakan puing-puing bekas kebakaran.
"Sampai sekarang kami belum bisa ke sana karena kondisi medan yang sulit dan jarak yang jauh dari Ilaga dimana untuk ke sana harus menggunakan pesawat terbang," kata Kompol Nyoman yang dihubungi dari Timika, Jumat.
Mantan Waka Polres Mimika itu mengecam keras tindakan KKB yang telah membunuh seorang guru dan membakar gedung sekolah.
"Tentu perbuatan mereka sangat tidak terpuji. Masa seorang guru yang setiap hari tinggal di kampung untuk mendidik generasi muda Papua dengan teganya mereka bunuh secara tidak berperikemanusiaan. Tanpa rasa berdosa mereka juga membakar gedung sekolah," katanya.
Sementara itu Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kabupaten Mimika mengharapkan jenazah almarhum Oktovianus segera dievakuasi ke Timika.
Tokoh masyarakat Toraja Timika Daud Bunga yang juga merupakan anggota DPRD Mimika menyesalkan pembunuhan terhadap Oktovianus yang sehari-hari bertugas sebagai guru di Kabupaten Puncak.
"Seluruh warga Toraja sangat menyesali peristiwa ini, warga kami selaku abdi negara yang berprofesi sebagai guru kok dibunuh dengan cara yang sangat kejam," ujar Daud.