Palu,  (antarasulteng.com) - Penjual batu akik yang menggelar dagangan di sejumlah lokasi di Kota Palu mengaku mampu meraih omzet hingga Rp3 juta per hari.

Danang seorang pedagang batu akik yang ditemui di pasar batu dadakan di Palu, Senin, mengaku mendapatkan omzet hingga Rp3 juta per hari dari penjualan batu akik berbagai jenis.

Batu akik dagangannya tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Bacan dari Maluku, batu Kelawing dari Jawa, serta batuan berbagai bermotif lainnya.

Batu dagangannya termahal adalah jenis Bacan Doko yang dijual seharga Rp1 juta dengan ukuran mirip sebungkus rokok.

Ia mengatakan harga bongkahan batu akik jenis lokal seperti Giok Sojol atau Labrador dijual sekitar Rp150 ribu per batang.

"Banyak juga warga yang beli ke tempat saya kemudian dijual lagi," kata Danang.

Iwan pedagang lainnya juga mengaku memperoleh omzet jutaan rupiah sekitar Rp1 juta hingga Rp2 juta per hari.

Dari omzet tersebut, dia mampu mengantongi keuntungan bersih sekitar 40 persen.

Pasar batu akik dadakan di Kota Palu berada di Jalan Nangka dan Moh Yamin. Selain ada pedagang yang menjual di pinggiran jalan. Di lokasi tersebut terdapat seratusan penjual batu akik dan cincin yang berdagang setiap hari. Ratusan pengunjung yang datang dari berbagai penjuru di biasanya ramai mengunjungi pasar batu akik pada sore hari.

Demam batu akik di Kota Palu ini terjadi sejak beberapa bulan silam seiring maraknya pemberitaan berbagai jenis batuan hias untuk dijadikan mata cincin, liontin kalung atau aneka hiasan lainnya.

Sejumlah kepala daerah dan pejabat di Provinsi Sulawesi Tengah juga gemar memakai cincin batu akik sebagai hiasan, dan sebagian dijadikan cindera mata untuk tamu pemerintahan yang melakukan kunjungan kerja. (skd) 

Pewarta : Riski Maruto
Editor : Santoso
Copyright © ANTARA 2024