Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah menyatakan banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota itu beralih ke usaha sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa pandemi COVID-19.
"Dari pantauan kami, banyak UMKM sekarang berdagang kuliner tradisional," kata Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu Setyo Susanto ditemui di Palu, Jumat.
Dia menjelaskan, pengalihan usaha untuk sementara waktu sebagai upaya menyiasati agar kegiatan usaha pokok tetap berproduksi meskipun tidak seintens sebelum masa pandemi.
Selain itu, penjualan produk UMKM bagi pelaku usaha yang pemasaran individu atau pesan-antar, masih melayani konsumen lokal, namun mereka yang sudah memiliki jaringan pasar regional maupun nasional tetap berjalan, hanya saja jumlah produksi dikurangi.
"Situasi pandemi ini disebut mempengaruhi sektor UMKM, iya berpengaruh namun pengaruh itu masih bisa diantisipasi. Dari laporan Bank BI, Kota Palu mengalami inflasi 0,08 persen, kondisi ini masih bisa disiasati," ujar Setyo.
Meski begitu, katanya, pemerintah tidak serta merta lepas tangan terhadap pelaku UMKM, proses pemantauan, pemberdayaan dan pendampingan tetap menjadi prioritas dalam rangka menciptakan keseimbangan supaya tidak terjadi kolaps di situasi yang belum kondusif saat ini.
Dia memaparkan, kebutuhan konsumen saat ini adalah bahan pokok, maka peluang itu dimanfaatkan para UMKM menjual makanan siap saji dalam bentuk kuliner tradisional hingga makanan ringan.
"Salah satu kuliner tradisional cukup laris saat ini yakni nasi kuning termasuk kue basah. Artinya apa, kecenderungan konsumtif di saat pandemi meningkat khususnya makanan.
Situasi ini lah mereka memanfaatkan untuk menambah biaya produksi usaha pokok," kata Setyo Menuturkan.
Situasi ini lah mereka memanfaatkan untuk menambah biaya produksi usaha pokok," kata Setyo Menuturkan.
Ketersediaan bahan baku untuk sejumlah aneka makanan di Kota Palu relatif stabil dan terpenuhi, sehingga pelaku UMKM dengan mudah mendapat bahan-bahan yang mereka butuhkan dengan harga yang normal, hal ini juga menguntungkan mereka karena tidak ada gejolak harga.
"Menyiasati kondisi seperti ini, pelaku UMKM selalu melihat peluang, mana yang bisa memberikan tambahan penghasilan tentu mereka mengambil jalan itu," ujar Setyo.