Palu (ANTARA) - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (NasDen) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengemukakan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2021 harus menjadi momentum reflekasi untuk pemulihan penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi di wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala).

"Kebangkitan nasional juga harus dimaknai bangkitnya kembali harapan masyarakat untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik," ucap Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Sulteng Atha Mahmud, di Palu, Jumat.

Atha mengatakan peristiwa bencana gempa yang berkekuatan 7,4 SR disertai tsunami dan likuefaksi di wilayah Pasigala serta sebagian wilayah Parigi Moutong pada 28 September 2018 memberikan dampak keterpurukan yang sangat besar.

Hingga saat ini, ujar dia, masih banyak warga penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi di wilayah itu belum mendapatkan pemenuhan hak dasarnya berupa hunian atau tempat tinggal permanen.

Warga penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi masih bermukim di hunian sementara setelah bencana yang terjadi hampir tiga tahun lalu itu, dan pascabencana besar tahun 2018, masyarakat berada dalam situasi yang terpuruk secara sosial dan ekonomi.

"Oleh karena itu Hari Kebangkitan Nasional tahuni ini bagi kita di Pasigala mesti dimaknai sebagai pulihnya hak-hak dasar para penyintas, yang saat ini masih terserak di berbagai Huntara dengan yang fasilitas yang serba minim," ujarnya.

Bagi Partai NasDem Sulteng, kata Atha, momentum Hari Kebangkitan Nasional harus menjadi satu gerakan bersama utamanya pemerintah untuk melakukan pemenuhan hak dasar penyintas gempa di Pasigala.

Hal itu, sejalan dengan gerakan Kebangkitan Nasional terdiri dari tiga agenda yaitu cita-cita untuk memerdekakan kemanusiaan, memajukan nusa dan bangsa, serta mewujudkan kehidupan bangsa yang terhormat dan bermartabat di mata dunia.

"Yang lebih penting adalah hadirnya negara di tengah penderitaan masyarkat penyintas saat ini," ungkapnya.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024