Mamuju (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar mengajak masyarakat memanfaatkan pangan lokal bergizi lainnya selain beras atau nasi sebagai sumber karbohidrat.
"Mari kita ubah pola pikir bahwa beras atau nasi menjadi satu-satunya sumber karbohidrat, karena masih banyak sumber pangan lokal seperti pisang, umbi-umbian, jagung, sagu yang nilai gizinya setara dengan beras," ujar Ali pada Festival Pangan Lokal Sulbar yang digelar Dinas Ketahanan Pangan Sulbar di Pelataran Gedung Assamalewuang, Kabupaten Majene, Sabtu.
Gubernur menyampaikan pada masa panderni COVID-19 dalam dua tahun terakhir, menjadi momentum tepat untuk mempercepat diversifikasi pangan.
"Karena itu, pola pangan harus diubah bahwa beras bukan satu-satunya sumber karbohidrat. Selama ini, masyarakat masih terlalu fokus pada pengembangan pangan jenis beras, padahal Indonesia memiliki ragam jenis pangan yang sangat berlimpah," terang Ali.
Sementara, Bupati Majene Andi Sukri Tammalele mengemukakan, kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar manusia harus terus diperjuangkan, agar masyarakat tidak kelaparan dan kekurangan gizi.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas nutrisi, menurut dia, di antaranya mengembangkan diversifikasi pangan dengan mengutamakan sumber daya pangan lokal.
"Sejalan dengan hal tersebut, diharapkan festival pangan lokal Sulbar akan menambah khasanah pengetahuan masyarakat tentang pangan lokal untuk pemenuhan pangan dan gizi masyarakat," ujar Andi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar Muchtar menyebutkan kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat nonberas, dilanjutkan dengan meningkatkan akses pangan lokal sumber karbohidrat dan olahannya serta mendukung berkembangnya skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pangan lokal.
"Sasaran kegiatan ini adalah UMKM, mahasiswa, aktivis dan masyarakat. Adapun biaya kegiatan ini bebankan pada APBN dan satuan kerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulbar tahun anggaran 2021," katanya.
Festival pangan yang dilaksanakan 2-3 Juli itu diikuti sejumlah UMKM di Sulbar yang memproduksi makanan lokal.
"Mari kita ubah pola pikir bahwa beras atau nasi menjadi satu-satunya sumber karbohidrat, karena masih banyak sumber pangan lokal seperti pisang, umbi-umbian, jagung, sagu yang nilai gizinya setara dengan beras," ujar Ali pada Festival Pangan Lokal Sulbar yang digelar Dinas Ketahanan Pangan Sulbar di Pelataran Gedung Assamalewuang, Kabupaten Majene, Sabtu.
Gubernur menyampaikan pada masa panderni COVID-19 dalam dua tahun terakhir, menjadi momentum tepat untuk mempercepat diversifikasi pangan.
"Karena itu, pola pangan harus diubah bahwa beras bukan satu-satunya sumber karbohidrat. Selama ini, masyarakat masih terlalu fokus pada pengembangan pangan jenis beras, padahal Indonesia memiliki ragam jenis pangan yang sangat berlimpah," terang Ali.
Sementara, Bupati Majene Andi Sukri Tammalele mengemukakan, kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar manusia harus terus diperjuangkan, agar masyarakat tidak kelaparan dan kekurangan gizi.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas nutrisi, menurut dia, di antaranya mengembangkan diversifikasi pangan dengan mengutamakan sumber daya pangan lokal.
"Sejalan dengan hal tersebut, diharapkan festival pangan lokal Sulbar akan menambah khasanah pengetahuan masyarakat tentang pangan lokal untuk pemenuhan pangan dan gizi masyarakat," ujar Andi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulbar Muchtar menyebutkan kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan lokal sebagai sumber karbohidrat nonberas, dilanjutkan dengan meningkatkan akses pangan lokal sumber karbohidrat dan olahannya serta mendukung berkembangnya skala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pangan lokal.
"Sasaran kegiatan ini adalah UMKM, mahasiswa, aktivis dan masyarakat. Adapun biaya kegiatan ini bebankan pada APBN dan satuan kerja Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulbar tahun anggaran 2021," katanya.
Festival pangan yang dilaksanakan 2-3 Juli itu diikuti sejumlah UMKM di Sulbar yang memproduksi makanan lokal.