Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Sebanyak 60 anak penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi dari Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala mendapat bantuan beasiswa untuk sekolah gratis di Sekolah Sukma Bangsa Sigi yang dikelola oleh Yayasan Sukma.
"Mereka akan mengikuti kegiatan pembelajaran reguler mulai dari pagi sampai dengan setengah empat sore, kemudian lanjut dengan kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan asrama sampai dengan pukul 22.00 Wita," ucap Direktur Sekolah Sukma Bangsa Sigi Nurhayati, di Sigi, Senin.
Yayasan Sukma memberikan beasiswa penuh dan berasrama kepada 60 perempuan anak penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi Pasigala, terdiri dari 30 siswi SMP dan 30 siswi SMA.
Dari 60 pelajar itu, 13 pelajar berasal dari Kota Palu, 11 orang berasal dari Kabupaten Donggala dan 30 siswi berasal dari Kabupaten Sigi di mana Sekolah Sukma Bangsa didirikan.
Sekolah Sukma Bangsa Sigi dibangun dari donasi masyarakat melalui dompet kemanusiaan media group, yang kemudian pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Sukma.
"Yayasan Sukma dan Yayasan media group mempunyai komitmen yang tinggi dalam memberikan akses seluas-luasnya kepada anak-anak penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi di Pasigala," sebut Nurhayati.
Anak-anak yang menerima beasiswa pendidikan itu, tidak hanya mendapat pembelajaran reguler atau pembelajaran umum di sekolah formal yang ada di lingkungan Sekolah Sukma Bangsa. Melainkan, mereka juga akan mendapat pembelajaran kecakapan dengan pendekatan agama yang berlangsung di asrama, serta ekstrakurikuler di luar jam sekolah.
Karena itu, Sekolah Sukma Bangsa Sigi tidak hanya menyediakan fasilitas gedung dan sarana belajar dan mengajar, tetapi juga menyediakan asrama bagi siswi-siswi tersebut dan sarana penunjang ekstrakurikuler serta pembinaan mental dan spiritual.
Dalam upaya pencegahan COVID-19, Sekolah Sukma Bangsa Sigi menerapkan protokol kesehatan kepada seluruh karyawan, tenaga pendidikan dan kependidikan, serta kepada guru kelas dan guru asrama secara ketat, yaitu dengan menerapkan 5M meliputi mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas serta wajib menjalani vaksinasi yang dianjurkan oleh pemerintah.
Saat ini 60 peserta penerima beasiswa itu telah berada di asrama milik Yayasan Sukma yang terletak di dalam lingkungan Sekolah Sukma Bangsa Sigi di Desa Maku, Kecamatan Dolo.
Pantauan ANTARA, di Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Senin, setiap siswi dan satu orang pengantar, wajib mengikuti swab rapid antigen yang diberlakukan oleh pihak Sekolah Sukma Bangsa.
Gedung depan Sekolah Sukma Bangsa Sigi, di Desa Maku, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
"Mereka akan mengikuti kegiatan pembelajaran reguler mulai dari pagi sampai dengan setengah empat sore, kemudian lanjut dengan kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan asrama sampai dengan pukul 22.00 Wita," ucap Direktur Sekolah Sukma Bangsa Sigi Nurhayati, di Sigi, Senin.
Yayasan Sukma memberikan beasiswa penuh dan berasrama kepada 60 perempuan anak penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi Pasigala, terdiri dari 30 siswi SMP dan 30 siswi SMA.
Dari 60 pelajar itu, 13 pelajar berasal dari Kota Palu, 11 orang berasal dari Kabupaten Donggala dan 30 siswi berasal dari Kabupaten Sigi di mana Sekolah Sukma Bangsa didirikan.
Sekolah Sukma Bangsa Sigi dibangun dari donasi masyarakat melalui dompet kemanusiaan media group, yang kemudian pengelolaannya diserahkan kepada Yayasan Sukma.
"Yayasan Sukma dan Yayasan media group mempunyai komitmen yang tinggi dalam memberikan akses seluas-luasnya kepada anak-anak penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi di Pasigala," sebut Nurhayati.
Anak-anak yang menerima beasiswa pendidikan itu, tidak hanya mendapat pembelajaran reguler atau pembelajaran umum di sekolah formal yang ada di lingkungan Sekolah Sukma Bangsa. Melainkan, mereka juga akan mendapat pembelajaran kecakapan dengan pendekatan agama yang berlangsung di asrama, serta ekstrakurikuler di luar jam sekolah.
Karena itu, Sekolah Sukma Bangsa Sigi tidak hanya menyediakan fasilitas gedung dan sarana belajar dan mengajar, tetapi juga menyediakan asrama bagi siswi-siswi tersebut dan sarana penunjang ekstrakurikuler serta pembinaan mental dan spiritual.
Dalam upaya pencegahan COVID-19, Sekolah Sukma Bangsa Sigi menerapkan protokol kesehatan kepada seluruh karyawan, tenaga pendidikan dan kependidikan, serta kepada guru kelas dan guru asrama secara ketat, yaitu dengan menerapkan 5M meliputi mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas serta wajib menjalani vaksinasi yang dianjurkan oleh pemerintah.
Saat ini 60 peserta penerima beasiswa itu telah berada di asrama milik Yayasan Sukma yang terletak di dalam lingkungan Sekolah Sukma Bangsa Sigi di Desa Maku, Kecamatan Dolo.
Pantauan ANTARA, di Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Senin, setiap siswi dan satu orang pengantar, wajib mengikuti swab rapid antigen yang diberlakukan oleh pihak Sekolah Sukma Bangsa.