Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sedang mengevaluasi penampakan benda bercahaya di langit kota Bandung yang terekam dalam video berdurasi sekitar 30 detik yang viral di media sosial.
"Terkait fenomena tersebut, itu masih dievaluasi oleh teman-teman yang memahami," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging Mumpuni saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Diberitakan warga melihat benda bercahaya di langit dari wilayah Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Namun, Emanuel mengatakan pihaknya hingga saat ini belum bisa memberikan kesimpulan untuk menjelaskan fenomena tersebut karena evaluasi dan analisa masih berlangsung.
Dihubungi terpisah, peneliti astronomi dan astrofisika di Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto menuturkan video tersebut sudah menjadi perbincangan peneliti di Lapan.
Kejadian tersebut tidak terkait fenomena meteorologis. Namun, untuk penjelasan detailnya, diperlukan analisa terhadap data yang memadai. Evaluasi video itu juga masih terus dilakukan oleh peneliti Lapan.
"Itu tidak terkait benda alamiah, melainkan drone atau satelit. Namun, kami belum mendapatkan data yang cukup untuk berkesimpulan," tutur Rhorom.
"Terkait fenomena tersebut, itu masih dievaluasi oleh teman-teman yang memahami," kata Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging Mumpuni saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Diberitakan warga melihat benda bercahaya di langit dari wilayah Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
Namun, Emanuel mengatakan pihaknya hingga saat ini belum bisa memberikan kesimpulan untuk menjelaskan fenomena tersebut karena evaluasi dan analisa masih berlangsung.
Dihubungi terpisah, peneliti astronomi dan astrofisika di Pusat Sains Antariksa Lapan Rhorom Priyatikanto menuturkan video tersebut sudah menjadi perbincangan peneliti di Lapan.
Kejadian tersebut tidak terkait fenomena meteorologis. Namun, untuk penjelasan detailnya, diperlukan analisa terhadap data yang memadai. Evaluasi video itu juga masih terus dilakukan oleh peneliti Lapan.
"Itu tidak terkait benda alamiah, melainkan drone atau satelit. Namun, kami belum mendapatkan data yang cukup untuk berkesimpulan," tutur Rhorom.