Palu, (antarasulteng.com) - Tim debat calon gubernur dan cawagub Sulawesi Tengah (Sulteng) menjamin pertanyaan yang diramu oleh para pakar untuk diiajukan kepada dua pasangan calon di daerah itu aman atau tidak bocor ke tangan kandidat maupun tim sukses.
"Apalagi kami ini dari akademisi. Kami independen. Kami tidak punya kepentingan terhadap salah satu calon," kata Ketua Tim Pakar Debat Calon Gubernur Dr Selamet Riyadi di Kota Palu, Rabu (4/11) malam.
Hal itu dikemukakannya menanggapi tudingan tim sukses akibat tidak tersedianya pertanyaan pada debat calon gubernur Rabu malam itu sehingga kegiatan tersebut tertunda.
Padahal debat yang dipandu Rektor IAIN Palu Prof Dr Zainal Abidin tersebut sudah berlangsung satu sesi yakni penyampaian visi dan misi calon yang disiarkan langsung oleh TVRI dan RRI setempat.
Menurut Selamet, KPU sendiri berkeinginan kuat agar debat tersebut berlangsung sukses sehingga tidak mungkin komisioner sengaja membuat acara tersebut kacau.
Selamet mengatakan tim pakar telah menyerahkan pertanyaan tertulis kepada KPU. Pertanyaan tersebut dimasukkan dalam amplop untuk menjaga kerahasiaannya.
Namun komisioner lupa membawa pertanyaan tersebut ke arena debat calon gubernur yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Palu.
Saat moderator mempersilakan tim pakar menyerahkan pertanyaan tersebut untuk dibacakan, ternyata pertanyaan tidak tersedia.
Reaksi dari para tim sukses pun mulai bermunculan hingga mengakibatkan protes atas jalannya debat tersebut dan menduga pertanyaan yang disusun oleh tim pakar sudah bocor lebih awal.
Reaksi tim sukses semakin terpancing ketika salah seorang menyerahkan sebuah telepon genggam kepada moderator yang diduga berisi pertanyaan untuk kedua pasangan calon gubernur.
Karena suasana mulai gaduh apalagi acara tersebut disiarkan langsung oleh TVRI dan RRI, Zainal akhirnya menunda 10 menit. Namun belum sampai waktunya, reaksi dari tim sukses semakin menjadi bahkan tim sukses pasangan nomor urut 1 Rusdi Mastura-Ihwan Datu Adam melancarkan serangan protes dan meminta debat ditunda.
Setelah mendapat persetujuan bersama calon gubernur, tim sukses, KPU, Bawaslu dan Tim Pakar, debat akhirnya ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Ketua KPU Sulawesi Tengah Sahran Raden mengakui bahwa kelalaian tersebut berada pada KPU karena lupa membawa pertanyaan ke tempat debat, padahal sebelumnya pertanyaan tersebut telah diserahkan ke KPU.
"Ini murni kelalaian kami. Tidak ada unsur kesengajaan sama sekali," kata Sahran.
Debat calon gubernur dan wakil gubernur putaran kedua tersebut diikuti oleh dua pasangan calon yakni pasangan nomor urut 1 Rusdi Mastura-Ihwan Datu Adam dan nomor urut 2 Longki Djanggola-Sudarto.
"Apalagi kami ini dari akademisi. Kami independen. Kami tidak punya kepentingan terhadap salah satu calon," kata Ketua Tim Pakar Debat Calon Gubernur Dr Selamet Riyadi di Kota Palu, Rabu (4/11) malam.
Hal itu dikemukakannya menanggapi tudingan tim sukses akibat tidak tersedianya pertanyaan pada debat calon gubernur Rabu malam itu sehingga kegiatan tersebut tertunda.
Padahal debat yang dipandu Rektor IAIN Palu Prof Dr Zainal Abidin tersebut sudah berlangsung satu sesi yakni penyampaian visi dan misi calon yang disiarkan langsung oleh TVRI dan RRI setempat.
Menurut Selamet, KPU sendiri berkeinginan kuat agar debat tersebut berlangsung sukses sehingga tidak mungkin komisioner sengaja membuat acara tersebut kacau.
Selamet mengatakan tim pakar telah menyerahkan pertanyaan tertulis kepada KPU. Pertanyaan tersebut dimasukkan dalam amplop untuk menjaga kerahasiaannya.
Namun komisioner lupa membawa pertanyaan tersebut ke arena debat calon gubernur yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Palu.
Saat moderator mempersilakan tim pakar menyerahkan pertanyaan tersebut untuk dibacakan, ternyata pertanyaan tidak tersedia.
Reaksi dari para tim sukses pun mulai bermunculan hingga mengakibatkan protes atas jalannya debat tersebut dan menduga pertanyaan yang disusun oleh tim pakar sudah bocor lebih awal.
Reaksi tim sukses semakin terpancing ketika salah seorang menyerahkan sebuah telepon genggam kepada moderator yang diduga berisi pertanyaan untuk kedua pasangan calon gubernur.
Karena suasana mulai gaduh apalagi acara tersebut disiarkan langsung oleh TVRI dan RRI, Zainal akhirnya menunda 10 menit. Namun belum sampai waktunya, reaksi dari tim sukses semakin menjadi bahkan tim sukses pasangan nomor urut 1 Rusdi Mastura-Ihwan Datu Adam melancarkan serangan protes dan meminta debat ditunda.
Setelah mendapat persetujuan bersama calon gubernur, tim sukses, KPU, Bawaslu dan Tim Pakar, debat akhirnya ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Ketua KPU Sulawesi Tengah Sahran Raden mengakui bahwa kelalaian tersebut berada pada KPU karena lupa membawa pertanyaan ke tempat debat, padahal sebelumnya pertanyaan tersebut telah diserahkan ke KPU.
"Ini murni kelalaian kami. Tidak ada unsur kesengajaan sama sekali," kata Sahran.
Debat calon gubernur dan wakil gubernur putaran kedua tersebut diikuti oleh dua pasangan calon yakni pasangan nomor urut 1 Rusdi Mastura-Ihwan Datu Adam dan nomor urut 2 Longki Djanggola-Sudarto.