Palu (ANTARA) - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas Palu), Andrias Hendrik Johanes menilai, sebagian masyarakat di Sulawesi Tengah masih mengabaikan peringatan dini cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Masyarakat masih abaikan peringatan dini dari BMKG. Padahal dari informasi ini masyarakat bisa antisipasi sehingga meminimalisir dampak negatif yang sewaktu-waktu bisa terjadi,” jelasnya di Palu, Selasa.
Andrias menjelaskan, Basarnas Palu telah bekerjasama dengan BMKG stasiun Meteorologi untuk membagikan perkembangan cuaca di setiap daerah di Sulawesi Tengah. Informasi terkini tersebut akan jadi dasar Basarnas Palu untuk siaga mempersiapkan tim jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam dan membutuhkan pertolongan SAR.
“Kita ini tetap siaga, bahkan saat melakukan pelayanan SAR pun patokan kami BMKG,” kata Andrias.
Lanjut Andrias, saat ini yang paling rawan dan sering terjadi di wilayah Sulawesi Tengah adalah kondisi membahayakan manusia dan bencana alam.
Sejak bulan Januari hingga Februari 2022, Basarnas Palu telah menangani 12 operasi pencarian dan pertolongan pada kecelaan kapal, bencana alam dan kondisi membahayakan manusia.
Menurut Andrias, operasi SAR selama dua bulan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2021.
“Peringatan dari BMKG sudah ada hanya saja masyarakat mengabaikannya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BMKG stasiun Meteorologi Palu, Nur Alim menambahkan BMKG akan memberikan informasi tiga hari sebelum bahkan tiga jam sebelum terjadi cuaca ekstrim.
Stasiun radar cuaca yang berfungsi mengindikasikan atau membaca sebaran awan hujan akan memberikan peringatan cuaca.
“Misalnya intensitas ringan, sedang hingga lebat,” ucapnya.
Terkait dengan informasi cuaca ini, pihak BMKG telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik kepada petani maupun nelayan dan masyarakat umum.
“Inilah yang harus masyarakat perhatikan karena pihak terkait pun seperti BPBD ataupun kelompok tani atau nelayan akan menginformasikannya,” terangnya.
“Masyarakat masih abaikan peringatan dini dari BMKG. Padahal dari informasi ini masyarakat bisa antisipasi sehingga meminimalisir dampak negatif yang sewaktu-waktu bisa terjadi,” jelasnya di Palu, Selasa.
Andrias menjelaskan, Basarnas Palu telah bekerjasama dengan BMKG stasiun Meteorologi untuk membagikan perkembangan cuaca di setiap daerah di Sulawesi Tengah. Informasi terkini tersebut akan jadi dasar Basarnas Palu untuk siaga mempersiapkan tim jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam dan membutuhkan pertolongan SAR.
“Kita ini tetap siaga, bahkan saat melakukan pelayanan SAR pun patokan kami BMKG,” kata Andrias.
Lanjut Andrias, saat ini yang paling rawan dan sering terjadi di wilayah Sulawesi Tengah adalah kondisi membahayakan manusia dan bencana alam.
Sejak bulan Januari hingga Februari 2022, Basarnas Palu telah menangani 12 operasi pencarian dan pertolongan pada kecelaan kapal, bencana alam dan kondisi membahayakan manusia.
Menurut Andrias, operasi SAR selama dua bulan ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2021.
“Peringatan dari BMKG sudah ada hanya saja masyarakat mengabaikannya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BMKG stasiun Meteorologi Palu, Nur Alim menambahkan BMKG akan memberikan informasi tiga hari sebelum bahkan tiga jam sebelum terjadi cuaca ekstrim.
Stasiun radar cuaca yang berfungsi mengindikasikan atau membaca sebaran awan hujan akan memberikan peringatan cuaca.
“Misalnya intensitas ringan, sedang hingga lebat,” ucapnya.
Terkait dengan informasi cuaca ini, pihak BMKG telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik kepada petani maupun nelayan dan masyarakat umum.
“Inilah yang harus masyarakat perhatikan karena pihak terkait pun seperti BPBD ataupun kelompok tani atau nelayan akan menginformasikannya,” terangnya.