Banggai, Provinsi Sulteng (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Tanaman Pangan mendorong Pemerintah Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, agar mengoptimalkan sistem pertanian terpadu (integrated farming) di daerah itu.
"Program sistem integrated farming salah satu tujuannya untuk meningkatkan pemberdayaan petani," kata Direktur Serealia Kementerian Pertanian Moh Ismail Wahab, di Banggai, Selasa.
Direktur Serealia Kementerian Pertanian Moh Ismail Wahab, bersama Staf Khusus Menteri Pertanian Yesiah Ery Tamalagi, didampingi Pemkab Banggai, meninjau ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian dengan sistem integrated farming, di Desa Tolisu, Kabupaten Banggai, Selasa.
Pemkab Banggai menyediakan lahan kurang lebih seluas 500 hektare untuk pengembangan pertanian terpadu, dalam rangka percepatan peningkatan kualitas hasil pertanian.
"Ini menjadi salah satu lokasi tempat yang ideal untuk realisasi program tersebut," kata Moh Ismail.
Integrated farming system adalah terjadinya integrasi antara pertanian, perikanan dan peternakan, artinya dalam satu kawasan atau titik dapat menghasilkan produk pertanian, perikanan dan peternakan.
Karena itu, kata Ismail, integrated farming di dalamnya juga termasuk pemberdayaan masyarakat petani, sekaligus sebagai etalase potensi pertanian di Kabupaten Banggai.
"Jadi ibarat kalau kita punya barang bagus yang niatnya mau diperlihatkan ke orang banyak, nggak mungkin ditempatkan di tempat yang susah dijangkau. Selain itu unsur kering basahnya lahan jadi salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan,” kata Ismail.
Ismail berharap Pemerintah Kabupaten Banggai melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, agar menyiapkan konsep yang matang kemudian di presentasikan di Jakarta.
"Kita harus duduk bersama-sama di Jakarta untuk membahas lebih detil pelaksanaan program tersebut," ujarnya.
Selain melihat calon lahan Integrated farming, Dirjen Serealia Ismail juga berdiskusi dengan para penyuluh, kelompok tani serta para pemangku kebijakan pertanian di sejumlah lokasi di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.
Selain itu, dari hasil diskusi serta melihat kondisi obyektif di lapangan, Dirjen Serelia Ismail menyanggupi membantu bibit jagung jenis komposit untuk memenuhi kebutuhan kelompok tani, dengan catatan petani siapkan poligon.
Permintaan tersebut langsung disanggupi para petani jagung sambil memperlihatkan poligon mereka. Poligon adalah pendataan lahan berbasis geospacial.
Staf Khusus Menteri Pertanian Yesiah Ery Tamalagi bersama Direktur Serealia Kementerian Pertanian Moh Ismail Wahab, bersama Pemkab Banggai meninjau lahan integrated farming di Kabupaten Banggai, Selasa. (ANTARA/HO-Dok Kementan)
"Program sistem integrated farming salah satu tujuannya untuk meningkatkan pemberdayaan petani," kata Direktur Serealia Kementerian Pertanian Moh Ismail Wahab, di Banggai, Selasa.
Direktur Serealia Kementerian Pertanian Moh Ismail Wahab, bersama Staf Khusus Menteri Pertanian Yesiah Ery Tamalagi, didampingi Pemkab Banggai, meninjau ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian dengan sistem integrated farming, di Desa Tolisu, Kabupaten Banggai, Selasa.
Pemkab Banggai menyediakan lahan kurang lebih seluas 500 hektare untuk pengembangan pertanian terpadu, dalam rangka percepatan peningkatan kualitas hasil pertanian.
"Ini menjadi salah satu lokasi tempat yang ideal untuk realisasi program tersebut," kata Moh Ismail.
Integrated farming system adalah terjadinya integrasi antara pertanian, perikanan dan peternakan, artinya dalam satu kawasan atau titik dapat menghasilkan produk pertanian, perikanan dan peternakan.
Karena itu, kata Ismail, integrated farming di dalamnya juga termasuk pemberdayaan masyarakat petani, sekaligus sebagai etalase potensi pertanian di Kabupaten Banggai.
"Jadi ibarat kalau kita punya barang bagus yang niatnya mau diperlihatkan ke orang banyak, nggak mungkin ditempatkan di tempat yang susah dijangkau. Selain itu unsur kering basahnya lahan jadi salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan,” kata Ismail.
Ismail berharap Pemerintah Kabupaten Banggai melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, agar menyiapkan konsep yang matang kemudian di presentasikan di Jakarta.
"Kita harus duduk bersama-sama di Jakarta untuk membahas lebih detil pelaksanaan program tersebut," ujarnya.
Selain melihat calon lahan Integrated farming, Dirjen Serealia Ismail juga berdiskusi dengan para penyuluh, kelompok tani serta para pemangku kebijakan pertanian di sejumlah lokasi di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.
Selain itu, dari hasil diskusi serta melihat kondisi obyektif di lapangan, Dirjen Serelia Ismail menyanggupi membantu bibit jagung jenis komposit untuk memenuhi kebutuhan kelompok tani, dengan catatan petani siapkan poligon.
Permintaan tersebut langsung disanggupi para petani jagung sambil memperlihatkan poligon mereka. Poligon adalah pendataan lahan berbasis geospacial.