Palu (ANTARA) - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berharap, seluruh pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memperhatikan kesejahteraan perawat karena hingga saat ini tidak sedikit mereka yang masih hidup dalam kondisi memprihatinkan.

Sekretaris Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI Provinsi Sulteng Daeng Masri di Palu, Kamis, mengatakan kondisi perawat, utamanya yang berstatus honorer dan kontrak, masih jauh di bawah kesejahteraan perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN) dengan segala macam fasilitas dan tunjangan yang diberikan oleh pemerintah

"Belum lagi kondisi perawat kita yang mengabdi di daerah-daerah yang terpencil, yang berada di wilayah pedalaman yang sulit dijangkau. Makanya saya tidak sepakat kalau dari segi finansial, perawat yang bekerja di perkotaan dan yang bekerja di daerah terpencil yang sulit dijangkau, disamaratakan insentifnya," kata dia.

Ia menjelaskan perawat yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah terpencil dan pedalaman jauh lebih sulit bertugas dibandingkan dengan mereka yang berprofesi serupa dengan tugas pelayanan masyarakat di perkotaan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas.

"Perawat harus mengorbankan waktu, tenaga, dan bahkan kebersamaan bersama keluarganya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Bahkan, jika ada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dini hari, perawat mau tidak mau harus melayani," ucapnya.

Dari segi waktu, kata dia, para perawat yang bekerja di berbagai fasilitas kesehatan, seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dan rumah sakit, harus bekerja 24 jam secara bergantian, agar masyarakat dapat mendapat pelayanan kesehatan kapan pun.

Dari sisi tenaga, para perawat harus memiliki kondisi tubuh yang sehat, bugar, dan prima mengingat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat merupakan pekerjaan yang cukup menguras tenaga.

"Sehingga perawat harus sehat dulu sebelum memberikan pelayanan kepada orang yang sakit," kata dia.

Baca juga: BPBD Sulteng: Mitigasi bencana jangan hanya sosialisasi tapi aksi

Baca juga: Kasus stunting di Donggala terbanyak di Provinsi Sulteng


Pewarta : Muhammad Arshandi
Editor : Mohamad Ridwan
Copyright © ANTARA 2024