Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) menjajaki kerja sama pembangunan kapal patroli.
Kapal patroli yang disebut sebagai Offshore Patrol Vessel (OPV) itu akan digunakan untuk mengawasi perairan di Indonesia dan memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) di jajaran TNI AL.
Kepala Kantor BRIN Kawasan Surabaya Muryadin dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat mengatakan untuk model kapal OPV, dilakukan sejumlah pengujian seperti uji "resistance", "self propulsion", "seakeeping" dan "manuvering".
Uji resistansi adalah gaya yang terbebankan pada kapal pada saat bergerak ke arah depan dengan kecepatan tertentu. Uji dilakukan pada kecepatan 14-31
"Setelah pengujian, kemudian dilakukan proses ekstrapolasi sehingga didapatkan data uji terukur dan hasil dari ekstrapolasi," katanya.
Uji demo pengujian seakeeping dan manuvering dilakukan di kolam Manauvering Ocean Basin (MOB).
Pengujian seakeeping adalah pengujian model kapal yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan olah gerak kapal atau bangunan apung lainnya ketika menghadapi gelombang laut dari berbagai arah.
Sedangkan pengujian manuver model kapal bertujuan untuk mendapatkan data diameter kapal pada saat berputar. Pengujian manuver ini dilakukan di kolam uji PRTH.
TNI AL telah meninjau dan menyaksikan pengujian hidrodinamika kapal OPV 90 di Laboratorium Teknologi Hidrodinamika BRIN di Surabaya, Jawa Timur.
BRIN diharapkan dapat merancang kapal yang sesuai dengan kebutuhan TNI AL untuk mendukung pengawasan perairan Indonesia, demikian Muryadin.
Baca juga: Yayasan KOMIU sambut baik rencana BRIN jadikan TNKT laboratorium riset
Kapal patroli yang disebut sebagai Offshore Patrol Vessel (OPV) itu akan digunakan untuk mengawasi perairan di Indonesia dan memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) di jajaran TNI AL.
Kepala Kantor BRIN Kawasan Surabaya Muryadin dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat mengatakan untuk model kapal OPV, dilakukan sejumlah pengujian seperti uji "resistance", "self propulsion", "seakeeping" dan "manuvering".
Uji resistansi adalah gaya yang terbebankan pada kapal pada saat bergerak ke arah depan dengan kecepatan tertentu. Uji dilakukan pada kecepatan 14-31
"Setelah pengujian, kemudian dilakukan proses ekstrapolasi sehingga didapatkan data uji terukur dan hasil dari ekstrapolasi," katanya.
Uji demo pengujian seakeeping dan manuvering dilakukan di kolam Manauvering Ocean Basin (MOB).
Pengujian seakeeping adalah pengujian model kapal yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan olah gerak kapal atau bangunan apung lainnya ketika menghadapi gelombang laut dari berbagai arah.
Sedangkan pengujian manuver model kapal bertujuan untuk mendapatkan data diameter kapal pada saat berputar. Pengujian manuver ini dilakukan di kolam uji PRTH.
TNI AL telah meninjau dan menyaksikan pengujian hidrodinamika kapal OPV 90 di Laboratorium Teknologi Hidrodinamika BRIN di Surabaya, Jawa Timur.
BRIN diharapkan dapat merancang kapal yang sesuai dengan kebutuhan TNI AL untuk mendukung pengawasan perairan Indonesia, demikian Muryadin.
Baca juga: Yayasan KOMIU sambut baik rencana BRIN jadikan TNKT laboratorium riset
Baca juga: BRIN luncurkan Satelit Lapan A-4 akhir 2022