Poso (antarasulteng.com) - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan dalam kunjungannya di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu, mengatakan bahwa operasi pengejaran kelompok Santoso dengan sandi 'Tinombala' akan diperpanjang selama enam bulan ke depan.
"Untuk Operasi Tinombala 2016 tahap awal yang berakhir pada hari ini, kembali kita lanjutkan hingga enam bulan ke depan. Sementara untuk personel tambahan, nanti kita lihat," ungkapnya.
Menteri menjelaskan perpanjangan operasi kembali dilakukan, mengingat belum tuntasnya penanganan gangguan keamanan kelompok sipil bersenjata yang hingga kini belum juga berhasil ditumpas termasuk Santoso sebagai target utama.
Menteri mengharapkan partisipasi pemerintah daerah serta seluruh masyarakat Poso sangat diperlukan untuk ikut membantu aparat keamanan dalam penyelesaian jaringan teroris kelompok Santoso cs.
Operasi Tinombala tahap pertama dimulai 9 Januari sampai 9 Maret 2016, yang melibatkan sedikitnya 2.500 pasukan gabungan TNI-Polri.
Tiga bulan pelaksanaan operasi Tinombala, tim gabungan TNI-Polri telah berhasil menangkap beberapa orang anggota kelompok Santoso yang masuk dalam daftar DPO Polisi. Selain menangkap kelompok DPO, tim gabungan juga telah berhasil mengamankan ratusan jenis barang bukti yang diduga sebagai milik kelompok Santoso seperti bom rakitan, senjata api dan amunisi.
Dalam kunjungan tersebut Menkopolhukam juga membahas tiga agenda penting yakni Radikalisasi-Deradikalisasi, masalah Narkoba dan program penggunaan dana desa.
Sosialisasi berlangsung selama dua jam digelar di aula rumah jabatan Bupati Poso. Kunjungan pertama kalinya di Poso bersama rombongan selama beberapa jam tersebut untuk bertemu dengan pihak pemerintah kabupaten, unsur TNI-Polri serta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
"Untuk Operasi Tinombala 2016 tahap awal yang berakhir pada hari ini, kembali kita lanjutkan hingga enam bulan ke depan. Sementara untuk personel tambahan, nanti kita lihat," ungkapnya.
Menteri menjelaskan perpanjangan operasi kembali dilakukan, mengingat belum tuntasnya penanganan gangguan keamanan kelompok sipil bersenjata yang hingga kini belum juga berhasil ditumpas termasuk Santoso sebagai target utama.
Menteri mengharapkan partisipasi pemerintah daerah serta seluruh masyarakat Poso sangat diperlukan untuk ikut membantu aparat keamanan dalam penyelesaian jaringan teroris kelompok Santoso cs.
Operasi Tinombala tahap pertama dimulai 9 Januari sampai 9 Maret 2016, yang melibatkan sedikitnya 2.500 pasukan gabungan TNI-Polri.
Tiga bulan pelaksanaan operasi Tinombala, tim gabungan TNI-Polri telah berhasil menangkap beberapa orang anggota kelompok Santoso yang masuk dalam daftar DPO Polisi. Selain menangkap kelompok DPO, tim gabungan juga telah berhasil mengamankan ratusan jenis barang bukti yang diduga sebagai milik kelompok Santoso seperti bom rakitan, senjata api dan amunisi.
Dalam kunjungan tersebut Menkopolhukam juga membahas tiga agenda penting yakni Radikalisasi-Deradikalisasi, masalah Narkoba dan program penggunaan dana desa.
Sosialisasi berlangsung selama dua jam digelar di aula rumah jabatan Bupati Poso. Kunjungan pertama kalinya di Poso bersama rombongan selama beberapa jam tersebut untuk bertemu dengan pihak pemerintah kabupaten, unsur TNI-Polri serta tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.