Poso, (antarasulteng.com) - Bupati Poso, Sulawesi Tengah, Darmin Sigilipu mengatakan bahwa suksesnya Poso menggelar Festival Kawaninya dan membludaknya pengunjung domestik dan mancanegara menyaksikan gerhana matahari total (GMT) 9 Maret 2016 akan semakin menghapuskan stigma bahwa daerah ini tidak aman.
"Rekan-rekan wartawan bisa melihat sendiri bagaimana antusiasme warga menyaksikan GMT dan Festival Kawaninya yang digelar dua hari ini, semuanya berjalan lancar , tertib, aman dan damai," ujarnya saat dihubungi di Poso, Kamis, terkait berbagai kegiatan terkait GMT di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.
Menurut kolonel purnawirawan Korps Marinir tersebut, Poso ini sesungguhnya sudah lama aman dan damai seperti ini, namun karena pemberitaan media, masih banyak orang di luar sana yang menganggap daerah ini belum aman.
"Banyak pemberitaan yang terlalu dibesar-besarkan oleh media sehingga orang menganggap Poso kurang aman untuk dikunjungi," ujarnya.
Ia memberi contoh `kalau di Poso itu ada seorang yang tewas, wah beritanya menasional bahkan internasional. Padahal kalau di Jakarta, lima orang lebih meninggal itu tidak menjadi berita nasional.`
Darmin yang dilantik menjadi Bupati Poso pada 17 Februari 2016 itu menyerukan kepada seluruh warga Indonesia dan dunia untuk tidak perlu takut dan ragu-ragu untuk berkunjung ke Poso.
"Kami akan membuktikan bahwa daerah ini elok untuk dikunjungi dan warganya akan menyambut setiap pengunjung dengan sikap yang ceria, ramah, adil dan penuh kedamaian. Dengan cara ini mudah-mudahan masyarakat Poso akan semakin sejahtera," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan EKonomi Kreatif Kabupaten Poso Putra Botilangi mengemukakan dengan suksesnya Fesival Kawaninya dan pengamatan bersama GMT yang dihadiri sekitar 8.000 orang itu merupakan momentum kebangkitan wisata di Kabupaten Poso.
"Kegiatan kita sukses, meriah, aman dan lancar. Lalu promosi kita mendunia, sorot mata dunia terarah ke Indonesia termasuk Poso selama seharian kemarin. Jadi masyarakat dunia akan lebih mengenal Poso," ujarnya.
Karena itu Putra berharap iven GMT ini akan menjadikan Poso sebagai daerah tujuan wisata menarik di masa depan, sementara Pemkab Poso bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan sektor kepariwisataan akan terus berupaya mempersiapkan obyek-obyek wisata serta berbagai sarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menambah daya tarik, dan terus meningkatkan promosi melalui berbagai cara.
Sementara itu guru besar astronimi ITB Bandung yang memimpin Tim Bosscha Prof Dr Taufik Hidayat yang berada di Poso selama sekitar sepekan untuk melakukan pengamatan terkait gerhana matahari mengaku tidak merasa ada ancaman apapun selama berada di Poso.
"Daerah ini indah, warganya ramah tamah, kami disambut dan diterima dengan baik sekali di sini," kata Taufiq yang membawa 20-an personel BOsscha ITB ke Poso.
"Rekan-rekan wartawan bisa melihat sendiri bagaimana antusiasme warga menyaksikan GMT dan Festival Kawaninya yang digelar dua hari ini, semuanya berjalan lancar , tertib, aman dan damai," ujarnya saat dihubungi di Poso, Kamis, terkait berbagai kegiatan terkait GMT di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso.
Menurut kolonel purnawirawan Korps Marinir tersebut, Poso ini sesungguhnya sudah lama aman dan damai seperti ini, namun karena pemberitaan media, masih banyak orang di luar sana yang menganggap daerah ini belum aman.
"Banyak pemberitaan yang terlalu dibesar-besarkan oleh media sehingga orang menganggap Poso kurang aman untuk dikunjungi," ujarnya.
Ia memberi contoh `kalau di Poso itu ada seorang yang tewas, wah beritanya menasional bahkan internasional. Padahal kalau di Jakarta, lima orang lebih meninggal itu tidak menjadi berita nasional.`
Darmin yang dilantik menjadi Bupati Poso pada 17 Februari 2016 itu menyerukan kepada seluruh warga Indonesia dan dunia untuk tidak perlu takut dan ragu-ragu untuk berkunjung ke Poso.
"Kami akan membuktikan bahwa daerah ini elok untuk dikunjungi dan warganya akan menyambut setiap pengunjung dengan sikap yang ceria, ramah, adil dan penuh kedamaian. Dengan cara ini mudah-mudahan masyarakat Poso akan semakin sejahtera," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan EKonomi Kreatif Kabupaten Poso Putra Botilangi mengemukakan dengan suksesnya Fesival Kawaninya dan pengamatan bersama GMT yang dihadiri sekitar 8.000 orang itu merupakan momentum kebangkitan wisata di Kabupaten Poso.
"Kegiatan kita sukses, meriah, aman dan lancar. Lalu promosi kita mendunia, sorot mata dunia terarah ke Indonesia termasuk Poso selama seharian kemarin. Jadi masyarakat dunia akan lebih mengenal Poso," ujarnya.
Karena itu Putra berharap iven GMT ini akan menjadikan Poso sebagai daerah tujuan wisata menarik di masa depan, sementara Pemkab Poso bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan sektor kepariwisataan akan terus berupaya mempersiapkan obyek-obyek wisata serta berbagai sarana dan fasilitas yang dibutuhkan untuk menambah daya tarik, dan terus meningkatkan promosi melalui berbagai cara.
Sementara itu guru besar astronimi ITB Bandung yang memimpin Tim Bosscha Prof Dr Taufik Hidayat yang berada di Poso selama sekitar sepekan untuk melakukan pengamatan terkait gerhana matahari mengaku tidak merasa ada ancaman apapun selama berada di Poso.
"Daerah ini indah, warganya ramah tamah, kami disambut dan diterima dengan baik sekali di sini," kata Taufiq yang membawa 20-an personel BOsscha ITB ke Poso.