Kota Palu (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Palu menggelar karnaval budaya dalam memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) ke-58, Sabtu.
Menurut Kadis Disdikbud Kota Palu, Hardi, karnaval itu sebagai upaya memberikan ruang-ruang kreatif bagi peserta didik yang ada di taman kanak-kanak, sehingga dapat memupuk jiwa kompetitif untuk bisa menampilkan karya seni budaya bagi daerah sejak dini.
"Karena itu kita menyasar untuk awal karnaval ini adalah peserta didik yang ada di taman kanak-kanak, seperti memakaikan baju adat masing-masing suku atau baju profesi seperti TNI/Polri," kata Hardi.
Karnaval ini akan memperkokoh kearifan lokal budaya yang beragam, sekaligus menjadi perekat persatuan, kekuatan jati diri bangsa dan penyemangat untuk merevolusi mental masyarakat Sulawesi Tengah, sebagai entitas Bangsa Indonesia.
“Karnaval budaya ini bisa memotivasi generasi cilik ini sejak dini, untuk mau mengangkat dan mengembangkannya ragam budaya daerah kita sendiri, agar jangan sampai budaya-budaya luar menjadi kebanggaan generasi kita nantinya,” katanya.
Ia berpesan kepada para tenaga pengajar atau guru yang ada di taman kanak-kanak untuk lebih serius memperhatikan, menggali serta mengembangkan budaya tradisi daerah yang ada, kemudian menanamkan jiwa seni dan berbudaya kepada para peserta didiknya.
Sementara Ketua Panitia, Nurmalia Lamasitudju mengemukakan karnaval itu diikuti oleh 13 taman kanak-kanak sebagai gugus yang terkecil.
"Kalau kita ikutkan semua, nanti memakan waktu karena itu kita pilih gugus terkecil saja, karnaval hari ini kita perkirakan ada 700 peserta yang ikut, " ungkap Nurmalia.
Ia menjelaskan tujuan dari karnaval itu sebagai awal untuk memeriahkan HUT Sulteng yang nanti akan jatuh pada April mendatang.
"Kita baru mengadakan karnaval lagi karena alasan pandemi COVID-19," katanya.
Menurut Kadis Disdikbud Kota Palu, Hardi, karnaval itu sebagai upaya memberikan ruang-ruang kreatif bagi peserta didik yang ada di taman kanak-kanak, sehingga dapat memupuk jiwa kompetitif untuk bisa menampilkan karya seni budaya bagi daerah sejak dini.
"Karena itu kita menyasar untuk awal karnaval ini adalah peserta didik yang ada di taman kanak-kanak, seperti memakaikan baju adat masing-masing suku atau baju profesi seperti TNI/Polri," kata Hardi.
Karnaval ini akan memperkokoh kearifan lokal budaya yang beragam, sekaligus menjadi perekat persatuan, kekuatan jati diri bangsa dan penyemangat untuk merevolusi mental masyarakat Sulawesi Tengah, sebagai entitas Bangsa Indonesia.
“Karnaval budaya ini bisa memotivasi generasi cilik ini sejak dini, untuk mau mengangkat dan mengembangkannya ragam budaya daerah kita sendiri, agar jangan sampai budaya-budaya luar menjadi kebanggaan generasi kita nantinya,” katanya.
Ia berpesan kepada para tenaga pengajar atau guru yang ada di taman kanak-kanak untuk lebih serius memperhatikan, menggali serta mengembangkan budaya tradisi daerah yang ada, kemudian menanamkan jiwa seni dan berbudaya kepada para peserta didiknya.
Sementara Ketua Panitia, Nurmalia Lamasitudju mengemukakan karnaval itu diikuti oleh 13 taman kanak-kanak sebagai gugus yang terkecil.
"Kalau kita ikutkan semua, nanti memakan waktu karena itu kita pilih gugus terkecil saja, karnaval hari ini kita perkirakan ada 700 peserta yang ikut, " ungkap Nurmalia.
Ia menjelaskan tujuan dari karnaval itu sebagai awal untuk memeriahkan HUT Sulteng yang nanti akan jatuh pada April mendatang.
"Kita baru mengadakan karnaval lagi karena alasan pandemi COVID-19," katanya.