Palu, (antarasulteng.com) - Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Tengah Adha Nadjemuddin meminta kepada seluruh kader organisasi badan otonom Nahdlatul Ulama di wilayahnya untuk membacakan doa tahlil kepada para korban jatuhnya helikopter TNI Angkatan Darat di Poso, Minggu petang.
"Saya meminta kepada Ansor di kabupaten/kota melaksanakan tahlil bersama. Mari kita doakan mereka," kata Adha Nadjemuddin di Palu, Minggu malam, menanggapi tragedi jatuhnya helikopter jenis Helly Bell 412 EP dengan nomor penerbangan HA-5171 yang menewaskan 13 prajurit TNI tersebut.
Menurut Adha, mereka yang tewas dalam kecelakaan helikopter tersebut adalah pahlawan yang gugur demi NKRI.
"Kita pantas mendoakan mereka," katanya.
Adha mengatakan bahwa TNI adalah barisan terdepan pertahanan negara yang harus diberikan penghargaan dan penghormatan, apalagi para korban sedang melaksanakan tugas negara dalam menumpas kelompok sipil bersenjata di Poso.
"Mereka telah berjuang secara fisik untuk NKRI. Sementara Ansor berjuang melalui penguatan ideologi. Tujuan kita sama-sama untuk penguatan NKRI," katanya jurnalis LKBN Antara itu.
Adha mengatakan GP Ansor bersama organisasi semi otonomnya Banser sebelumnya telah berencana berdialog dengan Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf Saiful Anwar tentang penguatan NKRI bersama Banser, namun karena Saiful Anwar lebih banyak berkantor di Poso sehingga dialog tersebut tidak kunjung dilaksanakan.
"TNI dan Polri adalah mitra dari Banser. Mereka banyak membantu pelatihan dan pendidikan kepada Banser," katanya.
Menurut Adha, institusi TNI, Polri dan Banser adalah institusi yang masuk dalam daftar sasaran kelompok sipil bersenjata, teroris.
Adha mengatakan dirinya bertemu terakhir kali bersama Danrem 132 Tadulako saat apel siaga kedatangan Wakil Presiden ke Palu dalam rangka gerhana matahari total.
"Di situ saya bangga dengan beliau, karena tidak kompromi dengan kelompok yang mencoba mengacaukan NKRI," katanya.
Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saiful Anwar gugur dalam tragedi jatuhnya heli yang ia tumpangi dari Napu menuju Poso usai memantau Operasi Tinombala menumpas teroris di daerah itu.
"Saya meminta kepada Ansor di kabupaten/kota melaksanakan tahlil bersama. Mari kita doakan mereka," kata Adha Nadjemuddin di Palu, Minggu malam, menanggapi tragedi jatuhnya helikopter jenis Helly Bell 412 EP dengan nomor penerbangan HA-5171 yang menewaskan 13 prajurit TNI tersebut.
Menurut Adha, mereka yang tewas dalam kecelakaan helikopter tersebut adalah pahlawan yang gugur demi NKRI.
"Kita pantas mendoakan mereka," katanya.
Adha mengatakan bahwa TNI adalah barisan terdepan pertahanan negara yang harus diberikan penghargaan dan penghormatan, apalagi para korban sedang melaksanakan tugas negara dalam menumpas kelompok sipil bersenjata di Poso.
"Mereka telah berjuang secara fisik untuk NKRI. Sementara Ansor berjuang melalui penguatan ideologi. Tujuan kita sama-sama untuk penguatan NKRI," katanya jurnalis LKBN Antara itu.
Adha mengatakan GP Ansor bersama organisasi semi otonomnya Banser sebelumnya telah berencana berdialog dengan Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf Saiful Anwar tentang penguatan NKRI bersama Banser, namun karena Saiful Anwar lebih banyak berkantor di Poso sehingga dialog tersebut tidak kunjung dilaksanakan.
"TNI dan Polri adalah mitra dari Banser. Mereka banyak membantu pelatihan dan pendidikan kepada Banser," katanya.
Menurut Adha, institusi TNI, Polri dan Banser adalah institusi yang masuk dalam daftar sasaran kelompok sipil bersenjata, teroris.
Adha mengatakan dirinya bertemu terakhir kali bersama Danrem 132 Tadulako saat apel siaga kedatangan Wakil Presiden ke Palu dalam rangka gerhana matahari total.
"Di situ saya bangga dengan beliau, karena tidak kompromi dengan kelompok yang mencoba mengacaukan NKRI," katanya.
Danrem 132/Tadulako Kol Inf Saiful Anwar gugur dalam tragedi jatuhnya heli yang ia tumpangi dari Napu menuju Poso usai memantau Operasi Tinombala menumpas teroris di daerah itu.