Morowali Utara (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali Utara (Morut) meluncurkan program Gerakan Pemanfaatan Pekarangan (Gempar) dan Pengembangan Jenis Komoditi Unggulan (Pajeko) untuk mengatasi masalah kekerdilan atau stunting di Morut.

Program tersebut diluncurkan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulteng Nelson Metubun dan Bupati Morut dr. Delis Julkarson Hehi yang ditandai dengan pelepasan bibit ikan nila di dalam kolam terpal plastik serta penanaman bibit durian musang king di halaman rumah warga di Desa Maralee Kecamatan Petasia Barat, Selasa.

"Program Gempar dan Pajeko merupakan program strategis Pemkab Morut untuk mengentaskan kemiskinan, memperkecil kesenjangan antara masyarakat mampu dan kurang mampu serta mengeliminasi stunting kekerdilan,"kata Bupati Morut dr. Delis Julkarson Hehi dalam kesempatan itu.

Ia menjelaskan, untuk program, Pemkab Morut memberikan bantuan sarana budidaya ikan air tawar dengan kolam buatan berkonstruksi besi dan plastik untuk membudidayakan ikan nila.

"Kolam ini juga bisa digunakan untuk budidaya ikan gabus yang selama ini diambil dari perairan alam. Kalau hanya mengandalkan perairan alam, suatu saat nanti stok ikan gabus di wilayah ini akan habis, apalagi kalau penangkapan dengan racun atau stroom masih terus terjadi,"ujarnya.

Hasil budidaya ikan di kolam tersebut selanjutnya dapat dikonsumsi untuk meningkatkan derajat kesehatan dan selebihnya dijual untuk keperluan rumah tangga.

"Kita juga memberikan bantuan pakan dan asistensi cara budidaya ikan kolam yang baik dan produktif. Target program Gempar adalah masyarakat yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),"tambahnya.

dr. Delis mengatakan pelaksanaan program Gempar tidak menyedot dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Morut sepesrpun, namun menggunakan bantuan dana tanggung jawab sosial kemasyarakatan atau Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah itu.

Semua peserta program Gempar juga akan diberikan bibit durian musang king untuk ditanam dipekarangan masing-masing.

Adapun program Pajeko adalah kegiatan pengembangan komoditas unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mempersempit kesenjangan sosial melalui pengembangan komoditas unggulan.

"Program ini dibiayai dengan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan, khususnya Bank Sulteng dan Bank Nasional Indonesia (BNI) yang akan dijamin oleh pengusaha tertentu sebagai off taker,"katanya lagi.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sulteng Nelson Metubun dalam kesempatan itu menyatakan bahwa Pemprov Sulteng mendukung penuh program Gempar dan Pajeko karena merupakan langkah terobosan yang strategis dalam memanfaatkan lahan pekarangan yang potensinya sangat besar untuk kesejahteraan masayarakat.

"Morut ini adalah daerah tujuan investasi, karena itu kebutuhan bahan pangan akan semakin tinggi. Karena itu intensifikasi pemanfaatan lahan pekarangan ini sangat strategis untuk perekonomian masyarakat dan daerah,"katanya.

Ia mengatakan Dinas Tanama Pangan Sulteng segera menyalurkan bantuan berupa bibit-bibit tanaman lahan pekarangan serta durian musang king untuk mendukung program Gempar dan Pajeko.


Pewarta : Muhammad Arshandi
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024