Kota Palu (ANTARA) - Lima daerah di Sulawesi Tengah berstatus waspada bencana banjir dan tanah longsor yang disebabkan karena tingginya curah hujan di sejumlah wilayah tersebut.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi Palu, lima daerah tersebut yakni Kabupaten Tolitoli, Buol, Poso, Tojo Unauna, dan Kabupaten Banggai.
"Besok tanggal enam Mei untuk Tolitoli dan Buol," jelas Kepala stasiun Meteorologi Palu Nur Alim ditemui di Palu, Kamis.
Selain itu, BMKG juga telah memetakan sejumlah wilayah di Sulteng yang berpotensi dan rawan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor akibat dampak dari cuaca tersebut.
"Perlu kita waspada dan kita perlu hati-hati. Minimal informasi saya sudah sampaikan ke stakeholder penanganan bencana sehingga mereka sudah siap siaga," tuturnya.
Menurutnya untuk curah hujan di wilayah Sulawesi Tengah, tergantung dari topografi wilayah masing-masing.
"Curah hujannya, dari sedang hingga lebat, tergantung dari topografi wilayah yang ada di Sulteng," tambahnya.
Nur Alim menambahkan, jika Informasi seperti ini bukan untuk menakut nakuti masyarakat, melainkan hal ini sebagai upaya mitigasi dan kepedulian pemerintah untuk meminimalisir risiko bencana.
"Ini sebagai mitigasi bukan untuk menakut nakuti," terangnya.
Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin.
Hal itu menyebabkan beberapa wilayah di Sulteng terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Sementara itu, BMKG juga mengimbau kepada nelayan untuk melaut pada pagi hingga siang hari. Hal tersebut disebabkan tinggi gelombang yang naik pada sore hingga malam hari.
"Nelayan melaut di pagi hingga jam 2 siang saja, setelahnya ada potensi gelombang tinggi 1,5 meter," imbau Nur Alim.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi Palu, lima daerah tersebut yakni Kabupaten Tolitoli, Buol, Poso, Tojo Unauna, dan Kabupaten Banggai.
"Besok tanggal enam Mei untuk Tolitoli dan Buol," jelas Kepala stasiun Meteorologi Palu Nur Alim ditemui di Palu, Kamis.
Selain itu, BMKG juga telah memetakan sejumlah wilayah di Sulteng yang berpotensi dan rawan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor akibat dampak dari cuaca tersebut.
"Perlu kita waspada dan kita perlu hati-hati. Minimal informasi saya sudah sampaikan ke stakeholder penanganan bencana sehingga mereka sudah siap siaga," tuturnya.
Menurutnya untuk curah hujan di wilayah Sulawesi Tengah, tergantung dari topografi wilayah masing-masing.
"Curah hujannya, dari sedang hingga lebat, tergantung dari topografi wilayah yang ada di Sulteng," tambahnya.
Nur Alim menambahkan, jika Informasi seperti ini bukan untuk menakut nakuti masyarakat, melainkan hal ini sebagai upaya mitigasi dan kepedulian pemerintah untuk meminimalisir risiko bencana.
"Ini sebagai mitigasi bukan untuk menakut nakuti," terangnya.
Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin.
Hal itu menyebabkan beberapa wilayah di Sulteng terjadi bencana banjir dan tanah longsor.
Sementara itu, BMKG juga mengimbau kepada nelayan untuk melaut pada pagi hingga siang hari. Hal tersebut disebabkan tinggi gelombang yang naik pada sore hingga malam hari.
"Nelayan melaut di pagi hingga jam 2 siang saja, setelahnya ada potensi gelombang tinggi 1,5 meter," imbau Nur Alim.