Poso (antarasulteng.com) - Pasar Sentral Poso yang terletak di jantung Kota Poso akhirnya dikosongkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Poso didukung lebih 500 personel Polri, TNI dna Polisi Pamong Praja pad Selasa dini hari mulai sekitar pukul 03.00 WITA.
Aparat yang dipimpin Kapolres Poso AKBP Ronni Suseno dan dihadiri Bupati Poso Darmin Sigilipu dan Dandim Poso itu memaksa para pedagang yang tidak mau pindah ke lokasi pasar baru yang telah disediakan pemerintah meskipun sempat mendapat perlawanan dari para pedagang.
Para pedagang semula menolak aparat masuk lokasi pasar untuk melakukan penggusuran sehingga terjadi aksi dorong-mendorong antara massa dan aparat, namun akhirnya para pedagang mengalah dan
Aparat terpaksa menyemprotkan air dan gas air mata untuk menghalau warga yang melakukan perlawanan sehingga akhirnya warga mengalah dan bersedia meninggalkan lokasi pasar tersebut. Para pedagang yang dijaga aparat membenahi barang-barang agangannya dan pindah ke lokasi pasar yang baru di Kelurahan Lembomawo.
Setelah pedagang meninggalkan lokasi, sejumlah alat berat seperti excavator masuk ke lokasi itu dan mulai membongkar sejumlah bangunan kios kecil yang berada di halaman pasar sentral, sementara bangunan utama pasar tersebut belum dilakukan pembongkaran.
Sebelumnya, Pemda Poso telah melakukan negosiasi beberapa kali dan pendekatan persuasif kepada sejumlah pedagang yang masih bertahan tidak mau di relokasi di pasar baru Kelurahan Lembomawo.
Pihak Pemda telah menekankan kepada sejumlah pedagang yang masih bertahan itu untuk segera pindah di pasar baru sebelum akhir April 2016. Namun hal itu tidak diindahkan sejumlah pedagang sehingga terpaksa dilakukan upaya paksa.
Pasar Sentral Poso ini direncanakan akan dijadikan kawasan terbuka hijau sebagai salah satu upaya Poso meraih Piala Adipura.
Aparat yang dipimpin Kapolres Poso AKBP Ronni Suseno dan dihadiri Bupati Poso Darmin Sigilipu dan Dandim Poso itu memaksa para pedagang yang tidak mau pindah ke lokasi pasar baru yang telah disediakan pemerintah meskipun sempat mendapat perlawanan dari para pedagang.
Para pedagang semula menolak aparat masuk lokasi pasar untuk melakukan penggusuran sehingga terjadi aksi dorong-mendorong antara massa dan aparat, namun akhirnya para pedagang mengalah dan
Aparat terpaksa menyemprotkan air dan gas air mata untuk menghalau warga yang melakukan perlawanan sehingga akhirnya warga mengalah dan bersedia meninggalkan lokasi pasar tersebut. Para pedagang yang dijaga aparat membenahi barang-barang agangannya dan pindah ke lokasi pasar yang baru di Kelurahan Lembomawo.
Setelah pedagang meninggalkan lokasi, sejumlah alat berat seperti excavator masuk ke lokasi itu dan mulai membongkar sejumlah bangunan kios kecil yang berada di halaman pasar sentral, sementara bangunan utama pasar tersebut belum dilakukan pembongkaran.
Sebelumnya, Pemda Poso telah melakukan negosiasi beberapa kali dan pendekatan persuasif kepada sejumlah pedagang yang masih bertahan tidak mau di relokasi di pasar baru Kelurahan Lembomawo.
Pihak Pemda telah menekankan kepada sejumlah pedagang yang masih bertahan itu untuk segera pindah di pasar baru sebelum akhir April 2016. Namun hal itu tidak diindahkan sejumlah pedagang sehingga terpaksa dilakukan upaya paksa.
Pasar Sentral Poso ini direncanakan akan dijadikan kawasan terbuka hijau sebagai salah satu upaya Poso meraih Piala Adipura.