Palu (ANTARA) -
Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan langkah-langkah strategis guna mendapatkan kesepakatan menyangkut ketetapan harga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengatakan lahan pembangunan hunian tetap (huntap) bagi korban banjir di Desa Torue sudah siap sambil menunggu hasil penilaian tim appresial.
"Lahan disiapkan di Dusun 5 Desa Torue untuk 40 huntap. Tentu lahan disediakan tidak masuk zona merah rawan banjir," kata Kepala BPBD Parigi Moutong Idran yang dihubungi dari Palu, Minggu.
Ia menjelaskan, saat ini Tim Appresial sedang melakukan penilaian dengan harga ditawarkan pemerintah di kisaran Rp7.500 per meter, sedangkan tawaran harga dari pemilik lahan Rp50.000 per meter.
Puing-puing bangunan rumah warga yang rusak karena diterjang banjir bandang di Desa Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, dibersihkan menggunakan alat berat. ANTARA/Moh Ridwan
Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan langkah-langkah strategis guna mendapatkan kesepakatan menyangkut ketetapan harga.
"Dalam waktu dekat kami bertemu dengan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta berkaitan dengan penanggulangan tanggap darurat sekaligus menyampaikan penetapan harga lahan," ujar Idran.
Ia mengemukakan, sebelumnya warga terdampak meminta pembangunan huntap di kawasan pesisir pantai, dengan alasan supaya mereka mudah memantau perahu jika terjadi air pasang.
Namun, secara teknis kawasan pesisir rentan terhadap terhadap bencana banjir, sehingga dinilai lahan di dusun 5 sangat cocok untuk pembangunan hunian.
"Kami berharap warga memahami situasi ini. Pembangunan huntap harus ditempat aman, atau tidak masuk zona rawan bencana," ucap Idran.
Menurut data BPBD setempat, 10 rumah warga Desa Torue hilang tersapu banjir, 32 unit rumah rusak berat dan 21 unit rumah rusak ringan.