Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi meminta kepada semua pemerintah desa (Pemdes) di kabupaten itu agar mewaspadai dampak cuaca ekstrem, sebagai bentuk upaya mengurangi risiko bencana.
"Pemerintah desa agar mewaspadai dampak cuaca ekstrem yang dapat terjadi kapan saja," ucap Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Jumat.
Mohamad Irwan mengaku bahwa ia telah menyampaikan hal itu kepada semua aparatur desa se-Kabupaten Sigi lewat rapat koordinasi pencegahan dan penanganan dampak cuaca ekstrem.
Dalam rapat koordinasi yang menghadirkan 177 kepala desa itu, sebagai tindak lanjut dari pemberitahuan BMKG bahwa pada periode Desember 2022 - Februari 2023 bahwa Kabupaten Sigi masuk sebagai daerah waspada cuaca ekstrem di antaranya hujan intensitas deras.
"Dan saat ini hujan dengan intensitas deras terus mengguyur wilayah kita, maka harus waspada, yang diikutkan dengan langkah-langkah pengurangan risiko bencana," ungkapnya.
Ia mengakui bahwa Sigi merupakan salah satu kabupaten di Sulteng yang rentan terhadap bencana alam banjir bandang, tanah longsor dan erosi, saat hujan dengan intensitas deras mengguyur.
"Oleh karena itu, sebagai pemimpin harus mengambil langkah-langkah untuk pengurangan risiko bencana, demi keberlangsungan hidup manusia," ujarnya.
Irwan meminta kepada kepala desa dan jajarannya agar segera berkoordinasi dengan BPBD, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), TNI dan Polri, untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dampak cuaca ekstrem.
Ia menambahkan bahwa pengurangan risiko bencana yang diikutkan dengan pencegahan dan penanganan dampak bencana merupakan salah satu prioritas dalam kegiatan pembangunan di Sigi.
Salah satu upaya yang dilakukan terkait dengan pengurangan risiko bencana yaitu menata sungai dan meningkatkan kualitas daerah aliran sungai.
"Kegiatan normalisasi sungai dan penanaman pohon di bantaran sungai terus dilakukan, termasuk kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat tentang evakuasi mandiri dan evaluasi komunal kala bencana terjadi," ujarnya.
Aparatur desa dari 177 desa se-Kabupaten Sigi mengikuti rapat koordinasi terkait pencegahan dampak cuaca ekstrem. ANTARA/HO-Prokopim Setda Pemkab Sigi
"Pemerintah desa agar mewaspadai dampak cuaca ekstrem yang dapat terjadi kapan saja," ucap Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Jumat.
Mohamad Irwan mengaku bahwa ia telah menyampaikan hal itu kepada semua aparatur desa se-Kabupaten Sigi lewat rapat koordinasi pencegahan dan penanganan dampak cuaca ekstrem.
Dalam rapat koordinasi yang menghadirkan 177 kepala desa itu, sebagai tindak lanjut dari pemberitahuan BMKG bahwa pada periode Desember 2022 - Februari 2023 bahwa Kabupaten Sigi masuk sebagai daerah waspada cuaca ekstrem di antaranya hujan intensitas deras.
"Dan saat ini hujan dengan intensitas deras terus mengguyur wilayah kita, maka harus waspada, yang diikutkan dengan langkah-langkah pengurangan risiko bencana," ungkapnya.
Ia mengakui bahwa Sigi merupakan salah satu kabupaten di Sulteng yang rentan terhadap bencana alam banjir bandang, tanah longsor dan erosi, saat hujan dengan intensitas deras mengguyur.
"Oleh karena itu, sebagai pemimpin harus mengambil langkah-langkah untuk pengurangan risiko bencana, demi keberlangsungan hidup manusia," ujarnya.
Irwan meminta kepada kepala desa dan jajarannya agar segera berkoordinasi dengan BPBD, Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), TNI dan Polri, untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dampak cuaca ekstrem.
Ia menambahkan bahwa pengurangan risiko bencana yang diikutkan dengan pencegahan dan penanganan dampak bencana merupakan salah satu prioritas dalam kegiatan pembangunan di Sigi.
Salah satu upaya yang dilakukan terkait dengan pengurangan risiko bencana yaitu menata sungai dan meningkatkan kualitas daerah aliran sungai.
"Kegiatan normalisasi sungai dan penanaman pohon di bantaran sungai terus dilakukan, termasuk kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat tentang evakuasi mandiri dan evaluasi komunal kala bencana terjadi," ujarnya.