Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Bencana tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari terakhir.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Stefanus Triadi Atmono, Rabu mengatakan, bencana longsor terpantau terjadi di wilayah Kecamatan Suruh, Munjungan, Dongko serta Panggul.
Kendati tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka, rangkaian longsor serta potensi cuaca yang cenderung basah dalam beberapa hari ke depan memaksa BPBD melakukan kesiagaan.
Tim reaksi cepat dikerahkan untuk memantau, mendata dan melakukan upaya mitigasi yang diperlukan guna meminimalkan risiko korban maupun kerugian harta-benda.
"Dari catatan di lapangan ada beberapa titik longsor terjadi dalam kurun waktu hampir bersamaan," kata Triadi.
Disebutkan, longsor pertama terjadi pada Rabu dinihari sekitar pukul 02.00 WIB di Desa Nglebo Kecamatan Suruh.
Saat itu, tebing sepanjang delapan meter dan tinggi sekitar empat meter longsor dan berdampak pada dua rumah warga di bawahnya.
Tak berselisih lama, longsor dilaporkan juga terjadi di sejumlah titik di wilayah Kecamatan Panggul.
Salah satunya di Desa Ngrencak, tepatnya di RT 25/RW 10 Dusun Kasihan menyebabkan akses utama dari Kecamatan Dongko menuju Kecamatan Panggul tertutup material longsor.
Pasca longsor petugas gabungan telah diterjunkan untuk membersihkan material longsor.
Wilayah Panggul lainnya, lanjut Triadi, longsor membuat rumah warga di RT 10/RW 04 Dusun Belang Desa Tangkil jebol setelah tebing setinggi tiga meter dengan panjang enam meter longsor usai hujan deras.
Rumah warga lainnya di RT 16/RW 06 juga terdampak kerusakan setelah dihantam longsoran tebing setinggi empat meter dengan panjang lima meter.
"Selain longsor di hari yang sama juga terdapat pohon tumbang di Jalan Raya Suruh – Dongko di KM 16. Kami himbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati utamanya saat hujan deras," katanya.
Merujuk prakiraan cuaca yang dirilis Stasiun Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda, Trenggalek menjadi salah satu daerah yang masuk wilayah pemetaan potensi cuaca ekstrem mulai tanggal 11 hingga 17 Februari.
Cuaca ekstrem itu berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir genangan hingga bandang, pohon tumbang dan tanah longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek Stefanus Triadi Atmono, Rabu mengatakan, bencana longsor terpantau terjadi di wilayah Kecamatan Suruh, Munjungan, Dongko serta Panggul.
Kendati tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka, rangkaian longsor serta potensi cuaca yang cenderung basah dalam beberapa hari ke depan memaksa BPBD melakukan kesiagaan.
Tim reaksi cepat dikerahkan untuk memantau, mendata dan melakukan upaya mitigasi yang diperlukan guna meminimalkan risiko korban maupun kerugian harta-benda.
"Dari catatan di lapangan ada beberapa titik longsor terjadi dalam kurun waktu hampir bersamaan," kata Triadi.
Disebutkan, longsor pertama terjadi pada Rabu dinihari sekitar pukul 02.00 WIB di Desa Nglebo Kecamatan Suruh.
Saat itu, tebing sepanjang delapan meter dan tinggi sekitar empat meter longsor dan berdampak pada dua rumah warga di bawahnya.
Tak berselisih lama, longsor dilaporkan juga terjadi di sejumlah titik di wilayah Kecamatan Panggul.
Salah satunya di Desa Ngrencak, tepatnya di RT 25/RW 10 Dusun Kasihan menyebabkan akses utama dari Kecamatan Dongko menuju Kecamatan Panggul tertutup material longsor.
Pasca longsor petugas gabungan telah diterjunkan untuk membersihkan material longsor.
Wilayah Panggul lainnya, lanjut Triadi, longsor membuat rumah warga di RT 10/RW 04 Dusun Belang Desa Tangkil jebol setelah tebing setinggi tiga meter dengan panjang enam meter longsor usai hujan deras.
Rumah warga lainnya di RT 16/RW 06 juga terdampak kerusakan setelah dihantam longsoran tebing setinggi empat meter dengan panjang lima meter.
"Selain longsor di hari yang sama juga terdapat pohon tumbang di Jalan Raya Suruh – Dongko di KM 16. Kami himbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati utamanya saat hujan deras," katanya.
Merujuk prakiraan cuaca yang dirilis Stasiun Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda, Trenggalek menjadi salah satu daerah yang masuk wilayah pemetaan potensi cuaca ekstrem mulai tanggal 11 hingga 17 Februari.
Cuaca ekstrem itu berpotensi memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir genangan hingga bandang, pohon tumbang dan tanah longsor.