Bandarlampung (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung terus memacu peningkatan ekspor komoditas buah manggis dari provinsi tersebut ke mancanegara yang pada 2021 mencapai 71.708 kilogram.
"Kami akan terus mendorong produksi buah manggis Lampung meningkat setiap tahun, di mana berdasarkan data IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) Badan Karantina Pertanian (Barantan) pada 2022 ekspor komoditas ini mencapai 71.708 kilogram," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung Donni Muksydayan di Bandarlampung, Jumat.
Produksi buah manggis di provinsi ini melimpah, dengan tiga kabupaten menjadi sumber utama penghasil komoditas yang juga dikenal dengan sebutan "Si Ratu Buah Tropis, yakni Tanggamus, Pesisir Barat, dan Lampung Barat.
Baca juga: Sulteng genjot pertanaman jagung dukung peningkatan nilai ekspor
Baca juga: Sulteng pertahankan produksi bawang merah sebagai komoditas ekspor
"Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, produksi buah manggis dari Tanggamus mencapai 17.687.200 kilogram, lebih banyak jika dibandingkan dari Pesisir Barat yang mencapai 977.100 kilogram, Lampung Barat sebanyak 865.500 kilogram," kata dia.
Tingginya produksi buah manggis ini tentu memiliki peluang ekspor yang cukup tinggi, apalagi komoditas tersebut terkenal memiliki cita rasa eksotik dengan kandungan zat antioksidan tertinggi di antara buah tropis lainnya, sehingga banyak diminati konsumen, baik di pasar domestik maupun mancanegara.
"Dengan tingginya produksi manggis di Provinsi Lampung, terutama di Tanggamus, stakeholder terkait harus saling membahu untuk mendorong dan meningkatkan ekspor buah ini seperti daerah lainnya," ujarnya.
Sub Koordinator Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Lampung Irsan Nuhantoro mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan agar komoditas manggis dari Lampung dapat diterima dan sesuai persyaratan ekspor negara tujuan.
"Bimbingan teknis telah kami lakukan mulai packing house dan persyaratan ekspor negara tujuan, dalam hal ini China telah dilakukan," kata dia.
"Kami akan terus mendorong produksi buah manggis Lampung meningkat setiap tahun, di mana berdasarkan data IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) Badan Karantina Pertanian (Barantan) pada 2022 ekspor komoditas ini mencapai 71.708 kilogram," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung Donni Muksydayan di Bandarlampung, Jumat.
Produksi buah manggis di provinsi ini melimpah, dengan tiga kabupaten menjadi sumber utama penghasil komoditas yang juga dikenal dengan sebutan "Si Ratu Buah Tropis, yakni Tanggamus, Pesisir Barat, dan Lampung Barat.
Baca juga: Sulteng genjot pertanaman jagung dukung peningkatan nilai ekspor
Baca juga: Sulteng pertahankan produksi bawang merah sebagai komoditas ekspor
"Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, produksi buah manggis dari Tanggamus mencapai 17.687.200 kilogram, lebih banyak jika dibandingkan dari Pesisir Barat yang mencapai 977.100 kilogram, Lampung Barat sebanyak 865.500 kilogram," kata dia.
Tingginya produksi buah manggis ini tentu memiliki peluang ekspor yang cukup tinggi, apalagi komoditas tersebut terkenal memiliki cita rasa eksotik dengan kandungan zat antioksidan tertinggi di antara buah tropis lainnya, sehingga banyak diminati konsumen, baik di pasar domestik maupun mancanegara.
"Dengan tingginya produksi manggis di Provinsi Lampung, terutama di Tanggamus, stakeholder terkait harus saling membahu untuk mendorong dan meningkatkan ekspor buah ini seperti daerah lainnya," ujarnya.
Sub Koordinator Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Lampung Irsan Nuhantoro mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan agar komoditas manggis dari Lampung dapat diterima dan sesuai persyaratan ekspor negara tujuan.
"Bimbingan teknis telah kami lakukan mulai packing house dan persyaratan ekspor negara tujuan, dalam hal ini China telah dilakukan," kata dia.