Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi (Pemkab Sigi), Sulawesi Tengah, menyatakan  peraturan daerah nomor 4 tahun 2019 tentang Sigi Hijau menjadi salah satu payung hukum untuk mengembangkan ekonomi lestari berbasis potensi sumber daya alam hasil hutan bulan kayu.

"Perda ini untuk memastikan dan menjaga ekosistem potensi sumber daya alam secara berkesinambungan," ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sigi Afit Lamakarate, di Sigi, Kamis.

Ia mengatakan arah kebijakan investasi adalah terletak pada hilirisasi produk untuk mempercepat pengembangan ekonomi. 

"Hilirisasi produk berbasis alam sesuai berdasarkan potensi daerah masing-masing dan dikelola secara berkelanjutan oleh multipihak bisa menjadi jawaban tepat," katanya.

Kabupaten Sigi, katanya, menangkap peluang itu. Dengan luas wilayah yang sebagian besar masuk dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Sigi memiliki ragam komoditas perkebunan. Komoditas dari Sigi yang dipetakan antara lain kakao, kopi, palmarosa, vanili, kelor, dan bambu.

“Kabupaten Sigi terbuka untuk pengembangan komoditas berbasis alam untuk meningkatkan daya ekonomi masyarakat Sigi. Namun, di sisi lain pemerintah Sigi perlu memikirkan bagaimana kelestarian lingkungan agar tetap terjaga. Maka, kami membuat Perda Sigi Hijau sebagai payung besar kami untuk menciptakan ekonomi lestari di daerah kami,” ujarnya.

Pengembangan hilirisasi produk berbasis alam diinisiasi mulai dari mempersiapkan proses inovasi, produksi, inkubasi untuk siap jemput bola investasi lestari oleh Pemerintah Kabupaten Sigi. Kedepannya akan ada sentra yang dapat menjadi pusat untuk pengembangan produk hilirisasi yang menerapkan kelestarian dari hulu sampai hilirnya. Seperti komoditas kakao yang merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Sigi.

Komoditas lestari lainnya yang dikembangkan adalah bambu. Pengembangan komoditas bambu tidak hanya untuk nilai ekonomi, namun juga memiliki fungsi mitigasi bencana.

"Bambu dipercaya memiliki kebaikan untuk air dan tanah, karena mampu menyimpan air tanah lebih banyak. Selain itu bambu juga berguna untuk tanah yang tidak produktif atau telah terdegradasi," ucapnya.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024