Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, menggencarkan program klinik berjalan sehat, sebagai salah satu upaya pendekatan untuk mencegah kasus stunting (kekerdilan).
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi , di Sigi, Selasa, mengemukakan bahwa program klinik berjalan sehat menjadi satu metode jemput bola yaitu pemerintah melalui Dinas Kesehatan turun langsung untuk memberikan layanan kesehatan masyarakat.
“Program lewat ini pemerintah memberikan layanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kepada masyarakat secara gratis,” kata Samuel .
Samuel menyatakan program ini untuk memastikan bahwa semua masyarakat yang dikunjungi oleh petugas kesehatan, di dalamnya termasuk mereka yang terkena maupun yang berpotensi terkena stunting, sudah mendapat penanganan.
Di samping memberikan layanan kesehatan, kata dia, Pemkab Sigi juga memberikan bantuan pemenuhan gizi layaknya ibu hamil dan bayi, di antaranya telur.
"Kami memiliki program sejuta telur untuk diberikan kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan stunting," sebutnya.
Wakil Bupati Sigi mengakui bahwa penanganan dan pencegahan stunting menjadi salah satu prioritas Pemkab Sigi dalam penyelenggaraan program pembangunan daerah.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak, dimana tinggi badan anak tidak sebanding dengan perkembangan usianya. Stunting tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan anak dalam tumbuh kembangnya .
Berdasarkan data Pemkab Sigi yang bersumber dari data hasil Survei Status Gizi Indonesia ( SSGI ) bahwa, tahun 2022 kasus stunting di Kabupaten Sigi mengalami penurunan 3,69 persen atau menjadi 36,8 persen dari sebelumnya 40,7 persen.
"Untuk data SSGI Kabupaten Sigi memang masih cukup tinggi tetapi karena dukungan dari semua pihak termasuk Kemenko PMK dan beberapa keputusan yang mendorong semua daerah untuk bersepakat mendorong percepatan penurunan stunting. Dengan kerja-kerja semua pihak di lapangan Pemda Sigi berhasil menurunkan angka stunting di Kabupaten Sigi sebesar 3,69 persen,”
ungkapnya.
Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi , di Sigi, Selasa, mengemukakan bahwa program klinik berjalan sehat menjadi satu metode jemput bola yaitu pemerintah melalui Dinas Kesehatan turun langsung untuk memberikan layanan kesehatan masyarakat.
“Program lewat ini pemerintah memberikan layanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kepada masyarakat secara gratis,” kata Samuel .
Samuel menyatakan program ini untuk memastikan bahwa semua masyarakat yang dikunjungi oleh petugas kesehatan, di dalamnya termasuk mereka yang terkena maupun yang berpotensi terkena stunting, sudah mendapat penanganan.
Di samping memberikan layanan kesehatan, kata dia, Pemkab Sigi juga memberikan bantuan pemenuhan gizi layaknya ibu hamil dan bayi, di antaranya telur.
"Kami memiliki program sejuta telur untuk diberikan kepada masyarakat sebagai upaya pencegahan stunting," sebutnya.
Wakil Bupati Sigi mengakui bahwa penanganan dan pencegahan stunting menjadi salah satu prioritas Pemkab Sigi dalam penyelenggaraan program pembangunan daerah.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak, dimana tinggi badan anak tidak sebanding dengan perkembangan usianya. Stunting tidak hanya mempengaruhi fisik, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan anak dalam tumbuh kembangnya .
Berdasarkan data Pemkab Sigi yang bersumber dari data hasil Survei Status Gizi Indonesia ( SSGI ) bahwa, tahun 2022 kasus stunting di Kabupaten Sigi mengalami penurunan 3,69 persen atau menjadi 36,8 persen dari sebelumnya 40,7 persen.
"Untuk data SSGI Kabupaten Sigi memang masih cukup tinggi tetapi karena dukungan dari semua pihak termasuk Kemenko PMK dan beberapa keputusan yang mendorong semua daerah untuk bersepakat mendorong percepatan penurunan stunting. Dengan kerja-kerja semua pihak di lapangan Pemda Sigi berhasil menurunkan angka stunting di Kabupaten Sigi sebesar 3,69 persen,”
ungkapnya.