Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah, memanfaatkan lahan bekas likuefaksi untuk dijadikan sebagai tempat persemaian atau kegiatan proses benih menjadi bibit, khususnya padi dan tanaman hortikultura.
"Pemanfaatan area lahan likuefaksi yang berada di Desa Jono Oge, nantinya direncanakan sebagai potensi kawasan pusat persemaian modern," kata Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Senin.
Desa Jono Oge merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Sigi Biromaru yang terdampak gempa 7,4 Skala Richter (SR) disertai likuefaksi pada tahun 2018.
Saat ini kawasan terdampak likuefaksi tersebut telah menjadi hutan, sementara masyarakat Jono Oge yang rumahnya rusak karena terdampak gempa dan likuefaksi, kini dipindahkan untuk menempati hunian tetap di Desa Pombewe.
Oleh karena itu, kata Irwan, Pemkab Sigi akan memanfaatkan wilayah tersebut untuk menopang pengembangan pertanian dan perkebunan di Sigi.
"Sehingga menghasilkan bibit tanaman yang baik. Oleh karenanya Pemda Sigi mengharapkan Kementerian PUPR berperan memberikan dukungan melalui penyediaan prasarana air baku," ujar Irwan.
Ia mengatakan Pemkab Sigi sangat membutuhkan dukungan dari Kementerian PUPR untuk memenuhi kebutuhan air dalam persemaian bibit-bibit pohon dengan skala besar yang direncanakan untuk program rehabilitasi lahan kritis dan penghijauan daerah aliran sungai.
"Kita ketahui bersama bahwa gempa dan likuefaksi tahun 2018 berdampak pada rusaknya sistem pengairan dan irigasi. Oleh karena itu diharapkan Kementerian PUPR dapat mempercepat pemulihan ini, untuk menopang pengembangan pertanian Sigi," katanya.
Selain Jono Oge, ujar dia, Pemkab Sigi juga akan memanfaatkan lahan bekas likuefaksi di Desa Sibalaya, Kecamatan Tanambulava, sebagai kawasan edukasi bencana.
"Untuk likuefaksi Desa Sibalaya, itu akan dikembangkan menjadi tempat wisata yang di dalamnya terkandung muatan pendidikan bencana," ungkapnya.
"Pemanfaatan area lahan likuefaksi yang berada di Desa Jono Oge, nantinya direncanakan sebagai potensi kawasan pusat persemaian modern," kata Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Senin.
Desa Jono Oge merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Sigi Biromaru yang terdampak gempa 7,4 Skala Richter (SR) disertai likuefaksi pada tahun 2018.
Saat ini kawasan terdampak likuefaksi tersebut telah menjadi hutan, sementara masyarakat Jono Oge yang rumahnya rusak karena terdampak gempa dan likuefaksi, kini dipindahkan untuk menempati hunian tetap di Desa Pombewe.
Oleh karena itu, kata Irwan, Pemkab Sigi akan memanfaatkan wilayah tersebut untuk menopang pengembangan pertanian dan perkebunan di Sigi.
"Sehingga menghasilkan bibit tanaman yang baik. Oleh karenanya Pemda Sigi mengharapkan Kementerian PUPR berperan memberikan dukungan melalui penyediaan prasarana air baku," ujar Irwan.
Ia mengatakan Pemkab Sigi sangat membutuhkan dukungan dari Kementerian PUPR untuk memenuhi kebutuhan air dalam persemaian bibit-bibit pohon dengan skala besar yang direncanakan untuk program rehabilitasi lahan kritis dan penghijauan daerah aliran sungai.
"Kita ketahui bersama bahwa gempa dan likuefaksi tahun 2018 berdampak pada rusaknya sistem pengairan dan irigasi. Oleh karena itu diharapkan Kementerian PUPR dapat mempercepat pemulihan ini, untuk menopang pengembangan pertanian Sigi," katanya.
Selain Jono Oge, ujar dia, Pemkab Sigi juga akan memanfaatkan lahan bekas likuefaksi di Desa Sibalaya, Kecamatan Tanambulava, sebagai kawasan edukasi bencana.
"Untuk likuefaksi Desa Sibalaya, itu akan dikembangkan menjadi tempat wisata yang di dalamnya terkandung muatan pendidikan bencana," ungkapnya.