Palu,  (antarasulteng.com) - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menyebutkan terduga teroris Salman alias Opik merupakan anggota jaringan kelompok Santoso asal Bima yang pertama menyerahkan diri ke polisi.

Juru Bicara Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto dihubungi dari Palu, Selasa mengatakan saat ini kondisi Salman dalam keadaan pemulihan kesehatan dan psikologis.

Menurut dia, polisi akan meminta keterangan untuk memastikan kapan dan peran apa keterlibatannya dalam kelompok Santoso.

"Data buronan tersisa tinggal 16 orang, sebelumnya 24 orang orang terbagi 16 orang meninggal dunia dan delapan menyerahkan diri termasuk Salman," ujarnya.

Selain itu, Hari menekankan bahwa Kapolda Sulteng tetap melakukan pendekatan secara persuasif. Polda tetap mengharapkan adanya kerja sama dari keluarga, karena apa pun bentuknya, upaya menyerahkan diri dapat terhindar dari resiko tindakan tegas aparat penegak hukum.

"Yang menyerahkan diri akan diberikan hak-haknya secara hukum, ibaratnya lebih mudah-lah dari pada dikejar-kejar," tembahnya.

Satu per satu anggota MIT pimpinan Santoso alias Abu Wardah, menyerahkan diri ke aparat Satgas Operasi Tinombala. Setelah Jumri alias Tahar, Ahad (7/8), giliran Salman alias Opik yang diantar keluarganya untuk menyerahkan diri.

Salman diketahui merupakan adik sepupu dari istri Samil alias Nunung yang sebelumnya juga telah menyerahkan diri kepada aparat.

Salman dijemput pada Sabtu (7/8) sekitar pukul 15.30 WITA di Sungai Mati-mati, di Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir.

Proses penjemputan di salah satu pondok warga itu disaksikan kerabat dekat, termasuk istrinya serta tim gabungan Densus 88 dan anggota Polmas Desa Masani, dengan menggunakan kendaraan roda empat. 

Pewarta : Fauzi
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024