Palu, (antarasulteng.com)- Seri ke-3 Pra-Kejuaraan Dunia Paralayang (paragliding) di Pegunungan Matantimali, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada 13-20 Agustus 2016 diikuti sekitar 100 atlet dari luar maupun dalam negeri.
Kejuaraan itu dibuka Bupati Sigi Irwan Lapata di Desa Wayu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Sabtu.
Sebelum dibuka Bupati Sigi, para peserta terlebih dahulu berpawai keliling Kota Palu.
Irwan berharap para peserta yang kebanyakan adalah atlet dari berbagai negera di dunia selain mengukir prestasi juga bisa memanfaatkan waktu selama berada di Kabupaten Sigi dan Kota Palu dengan baik untuk menikmati keindahan alam dan Teluk Palu sebagai objek wisata yang ramai di pagi dan malam hari.
"Saya bangga, daerah kami dijadikan lokasi untung ajang besar olahraga paralayang dunia," kata Bupati Irwan.
Menurut dia, ini kegiatan olahraga yang besar dan pertama kali mungkin di Sulteng karena jumlah atlet yang hadir baik dari dalam maupun luar negeri cukup banyak.
Menghadirkan hingga ratusan atlet untuk suatu agenda nasional, kata Bupati Irwan tidak gampang. "Tapi kita bisa mendatangkan atlet sebanyak ini,"kata dia.
Tentu, ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri sekaligus prestasi bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sigi dan Kota Palu karena bisa menjadi tuan rumah dari Seri ke-3 Pra kejuaraan Dunia.
Karena itu, Bupati meminta semua masyarakat di sekitar lokasi-lokasi yang menjadi titik take-off dan sasaran pendaratan para atlet paralayang untuk memberikan kenyamanan dan menyambut mereka dengan ramah dan santun.
Budaya ramah dan santun harus dikedapankan agar setiap tamu yang datang, termasuk para atlet dari luar daerah dan asing merasa senang dengan kita.
Dan jika mereka senang, meraka akan bercerita kepada teman-teman di negaranya masing-masing dan itu merupakan suatu keuntungan besar bagi mendukung pariwisata di Kabupaten Sigi dan seluruh wilayah Sulteng.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Pra-Kejuaraan Dunia Asgaf Umar mengatakan rata-rata atlet dari luar negeri yang datang merupakan top di negaranya.
Begutu pula halnya dengan atlet dari dalam negeri. Mereka yang datang berlaga di kejuaraan paragliding di Pegunungan Matantimali merupakan atlet nasional yang sudah berpengalaman dan memiliki prestasi terbaik.
Khusus atlet dari Indonesia, rata-rata adalah atlet peringkat nasional.
Seri ke-3 Pra Kejuaraan Dunia di Sigi hanya mempertandingkan satu nomor yakni cross country atau terbang jauh dengan menetapkan sekitar lima titik sasaran pendaratan akhir (goal).
Titik goal terjauh di Desa Tongoa, Kecamatan Palolo atau sekitar 70 km dari Palu dapat ditempuh dengan kendaraan sepeda motor dan mobil sekitar 1,5 jam. (BK03/)
Kejuaraan itu dibuka Bupati Sigi Irwan Lapata di Desa Wayu, Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, Sabtu.
Sebelum dibuka Bupati Sigi, para peserta terlebih dahulu berpawai keliling Kota Palu.
Irwan berharap para peserta yang kebanyakan adalah atlet dari berbagai negera di dunia selain mengukir prestasi juga bisa memanfaatkan waktu selama berada di Kabupaten Sigi dan Kota Palu dengan baik untuk menikmati keindahan alam dan Teluk Palu sebagai objek wisata yang ramai di pagi dan malam hari.
"Saya bangga, daerah kami dijadikan lokasi untung ajang besar olahraga paralayang dunia," kata Bupati Irwan.
Menurut dia, ini kegiatan olahraga yang besar dan pertama kali mungkin di Sulteng karena jumlah atlet yang hadir baik dari dalam maupun luar negeri cukup banyak.
Menghadirkan hingga ratusan atlet untuk suatu agenda nasional, kata Bupati Irwan tidak gampang. "Tapi kita bisa mendatangkan atlet sebanyak ini,"kata dia.
Tentu, ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri sekaligus prestasi bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sigi dan Kota Palu karena bisa menjadi tuan rumah dari Seri ke-3 Pra kejuaraan Dunia.
Karena itu, Bupati meminta semua masyarakat di sekitar lokasi-lokasi yang menjadi titik take-off dan sasaran pendaratan para atlet paralayang untuk memberikan kenyamanan dan menyambut mereka dengan ramah dan santun.
Budaya ramah dan santun harus dikedapankan agar setiap tamu yang datang, termasuk para atlet dari luar daerah dan asing merasa senang dengan kita.
Dan jika mereka senang, meraka akan bercerita kepada teman-teman di negaranya masing-masing dan itu merupakan suatu keuntungan besar bagi mendukung pariwisata di Kabupaten Sigi dan seluruh wilayah Sulteng.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Pra-Kejuaraan Dunia Asgaf Umar mengatakan rata-rata atlet dari luar negeri yang datang merupakan top di negaranya.
Begutu pula halnya dengan atlet dari dalam negeri. Mereka yang datang berlaga di kejuaraan paragliding di Pegunungan Matantimali merupakan atlet nasional yang sudah berpengalaman dan memiliki prestasi terbaik.
Khusus atlet dari Indonesia, rata-rata adalah atlet peringkat nasional.
Seri ke-3 Pra Kejuaraan Dunia di Sigi hanya mempertandingkan satu nomor yakni cross country atau terbang jauh dengan menetapkan sekitar lima titik sasaran pendaratan akhir (goal).
Titik goal terjauh di Desa Tongoa, Kecamatan Palolo atau sekitar 70 km dari Palu dapat ditempuh dengan kendaraan sepeda motor dan mobil sekitar 1,5 jam. (BK03/)