Kupang (ANTARA) - Pos Pemantau Gunung Api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata melaporkan bahwa erupsi kembali terjadi di puncak Ile Lewotolok dengan ketinggian kurang lebih 800 meter dari puncak gunung.
‘Erupsi tersebut mengakibatkan tinggi kolom abu teramati mencapai kurang lebih 800 meter di puncak gunung atau kurang lebih 2.223 meter di atas permukaan laut,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian dari Lembata, Senin.
Dia mengatakan hal ini berkaitan dengan laporan kembali terjadinya erupsi gunung Ile Lewotolok yang saat ini statusnya pada Level II atau waspada.
Ara Kian menjelaskan bahwa akibat erupsi tersebut, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah Timur Laut dan Timur.
Dia menjelaskan bahwa erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 33.77 milimeter dan durasi kurang lebih 40 detik.
“Erupsi tersebut juga disertai dengan dentuman sedang,” tambah dia.
Ia mengatakan erupsi gunung Ile Lewotolok masih terus terjadi hingga saat ini. Gemuruh kecil dan besar masih sering terjadi.
Jika dilihat selama periode Minggu (28/5), terdapat tujuh kali letusan dengan tinggi kisaran 100 hingga 750 meter dengan asap putih dan kelabu.
Oleh karena itu, pihaknya selalu mengimbau masyarakat yang berada di sekitar gunung itu ataupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok .
Selain itu, masyarakat di tiga desa, yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadi potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung tersebut.
‘Erupsi tersebut mengakibatkan tinggi kolom abu teramati mencapai kurang lebih 800 meter di puncak gunung atau kurang lebih 2.223 meter di atas permukaan laut,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanis Ara Kian dari Lembata, Senin.
Dia mengatakan hal ini berkaitan dengan laporan kembali terjadinya erupsi gunung Ile Lewotolok yang saat ini statusnya pada Level II atau waspada.
Ara Kian menjelaskan bahwa akibat erupsi tersebut, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah Timur Laut dan Timur.
Dia menjelaskan bahwa erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 33.77 milimeter dan durasi kurang lebih 40 detik.
“Erupsi tersebut juga disertai dengan dentuman sedang,” tambah dia.
Ia mengatakan erupsi gunung Ile Lewotolok masih terus terjadi hingga saat ini. Gemuruh kecil dan besar masih sering terjadi.
Jika dilihat selama periode Minggu (28/5), terdapat tujuh kali letusan dengan tinggi kisaran 100 hingga 750 meter dengan asap putih dan kelabu.
Oleh karena itu, pihaknya selalu mengimbau masyarakat yang berada di sekitar gunung itu ataupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok .
Selain itu, masyarakat di tiga desa, yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadi potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung tersebut.