Jakarta (ANTARA) -
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melepas ekspor perdana mobil tipe bensin dan Hybrid Electric Vehicle (HEV) Toyota All New Yaris Cross ke 25 negara guna mendukung upaya pemerintah dalam mendorong dekarbonisasi.
Kendaraan tersebut merupakan model elektrifikasi produksi lokal kedua PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) setelah Kijang Innova Zenix yang hadir sejak November 2022 dan juga telah diekspor pada Februari 2023 lalu.
“Investasi kendaraan elektrifikasi Yaris Cross, saya mendapat laporan, mencapai Rp2,5 triliun dan kami mengharapkan bahwa model elektrifikasi produksi lokal kedua PT TMMIN ini akan memperoleh kesuksesan sebagaimana brother atau sister-nya Kijang Innova Zenix baik bagi konsumen domestik dan pasar ekspor,” kata Menperin dalam peresmian Produksi dan Ekspor Perdana Yaris Cross di Pabrik TMMIN Karawang 1 dan 2, Karawang Barat, Jawa Barat, Selasa.
Menperin menyebut produksi Yaris Cross merupakan bagian dari program perusahaan untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi dengan memberikan lebih banyak pilihan model elektrifikasi dan kendaraan hemat bahan bakar bagi beragam lapisan konsumen.
Kementerian Perindustrian juga mendukung target ekspor Toyota Yaris Cross versi bensin dan HEV pada tahun 2023 sebanyak 23.400 unit atau mencapai 60 persen dari total volume produksi ke 25 negara di kawasan Amerika Latin dan Asia.
Diharapkan, jumlah unit ekspor Yaris Cross akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selain kontribusi ke pasar ekspor, Menperin juga mengapresiasi bahwa Toyota Indonesia telah memiliki tingkat penggunaan komponen lokal (TKDN) mencapai 80 persen dengan melibatkan total 116 pemasok lokal dimana 11 diantaranya merupakan pemasok baru.
Sementara itu, Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menjelaskan produksi mobil hybrid kedua itu merupakan bagian dari komitmen Toyota Indonesia untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi dengan memberikan lebih banyak pilihan model elektrifikasi dan kendaraan hemat bahan bakar bagi beragam lapisan konsumen.
“Yaris Cross buatan Indonesia dengan kandungan lokal 80 persen baik versi bensin maupun HEV juga ditujukan untuk pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia, sehingga kami berharap dapat juga memberikan kontribusi ekonomi bagi bangsa Indonesia,” ujar Warih.
Penggunaan teknologi hybrid pada tipe Yaris Cross juga diklaim dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sebesar 45 persen dari semula menghasilkan 143 CO2 gr/km menjadi hanya 78 CO2 gr/km.
Teknologi ini juga lebih hemat bahan bakar dengan penambahan daya tempuh sebesar 83 persen dari semula 16,6 km/liter menjadi 30,3 km/liter.
Toyota Indonesia pada tahun 2023 menargetkan ekspor Yaris Cross versi bensin dan HEV sebanyak lebih dari 22.000 unit ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia. Adapun pada 2025, ditargetkan ekspornya bisa mencapai sekitar 40.000 unit.
Toyota Indonesia juga mencanangkan target peningkatan volume ekspor kendaraan bermerek Toyota sebesar 5 persen di angka 316.000 unit di penghujung tahun 2023.
Selain meningkatkan volume ekspor, pada tahun ini Toyota Indonesia juga akan melakukan ekspansi negara-negara tujuan ekspor produk buatan SDM bangsa terutama Kawasan Afrika yang semakin berkembang.
Kementerian Perindustrian juga mendukung target ekspor Toyota Yaris Cross versi bensin dan HEV pada tahun 2023 sebanyak 23.400 unit atau mencapai 60 persen dari total volume produksi ke 25 negara di kawasan Amerika Latin dan Asia.
Diharapkan, jumlah unit ekspor Yaris Cross akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selain kontribusi ke pasar ekspor, Menperin juga mengapresiasi bahwa Toyota Indonesia telah memiliki tingkat penggunaan komponen lokal (TKDN) mencapai 80 persen dengan melibatkan total 116 pemasok lokal dimana 11 diantaranya merupakan pemasok baru.
Sementara itu, Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono menjelaskan produksi mobil hybrid kedua itu merupakan bagian dari komitmen Toyota Indonesia untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi dengan memberikan lebih banyak pilihan model elektrifikasi dan kendaraan hemat bahan bakar bagi beragam lapisan konsumen.
“Yaris Cross buatan Indonesia dengan kandungan lokal 80 persen baik versi bensin maupun HEV juga ditujukan untuk pasar ekspor ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia, sehingga kami berharap dapat juga memberikan kontribusi ekonomi bagi bangsa Indonesia,” ujar Warih.
Penggunaan teknologi hybrid pada tipe Yaris Cross juga diklaim dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sebesar 45 persen dari semula menghasilkan 143 CO2 gr/km menjadi hanya 78 CO2 gr/km.
Teknologi ini juga lebih hemat bahan bakar dengan penambahan daya tempuh sebesar 83 persen dari semula 16,6 km/liter menjadi 30,3 km/liter.
Toyota Indonesia pada tahun 2023 menargetkan ekspor Yaris Cross versi bensin dan HEV sebanyak lebih dari 22.000 unit ke negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Asia. Adapun pada 2025, ditargetkan ekspornya bisa mencapai sekitar 40.000 unit.
Toyota Indonesia juga mencanangkan target peningkatan volume ekspor kendaraan bermerek Toyota sebesar 5 persen di angka 316.000 unit di penghujung tahun 2023.
Selain meningkatkan volume ekspor, pada tahun ini Toyota Indonesia juga akan melakukan ekspansi negara-negara tujuan ekspor produk buatan SDM bangsa terutama Kawasan Afrika yang semakin berkembang.