Sigi, Sulteng (ANTARA) -
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan pengembangan investasi lestari butuh kolaborasi lintas sektor menuju ekonomi berkelanjutan dengan pemanfaatan potensi komoditas alam.
"Penyusunan proyek prioritas investasi memerlukan peran kunci Pemerintah Daerah (Pemda), sehingga butuh kolaborasi lintas sektor dan multi pihak mutlak dilakukan untuk mewujudkan target pembangunan ekonomi lestari," kata Direktur Promosi Wilayah Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, dan Pasifik Kementerian Investasi Saribua Siahaan pada Festival Lestari ke-5 di Kabupaten Sigi, Sulteng, Jumat.
Dalam pengembangannya, Kementerian Investasi bersama Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) dan koalisi ekonomi membumi meluncurkan panduan Investasi lestari untuk pembangunan lestari.
Panduan investasi merupakan titik awal inovasi, guna menjawab permintaan dunia bisnis dan konsumen menuju praktik ekonomi berkelanjutan.
“Ini adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai realisasi investasi langsung di Indonesia, sejalan dengan tren global menuju arah keberlanjutan,” ujarnya.
Kabupaten Sigi, katanya, memulai pengembangan portofolio investasi berkelanjutan melalui program masterclass investasi lestari, yang mengangkat berbagai komoditas berbasis alam unggulan.
Kementerian Investasi mengapresiasi upaya-upaya yang sedang dilakukan Sigi bersama LTKL dan Pemprov Sulawesi Tengah melalui forum bisnis dan investasi inovasi basis alam dengan konteks cagar biosfer Lore Lindu.
Selain itu, pihaknya juga berupaya menciptakan investasi berkelanjutan, salah satunya melalui penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI).
"Melalui PPI, Kementerian Investasi mengumpulkan berbagai potensi daerah yang siap ditawarkan sebagai peluang investasi. Penyusunan proyek investasi di dalamnya turut memperhatikan aspek berkelanjutan," ucap Saribua.
Pengembangan Investasi lestari, katanya, bagian dari lima agenda besar nasional sebagaimana yang telah dinyatakan Presiden RI Jokowi pada 2022 lalu, diantaranya hilirisasi, industrialisasi sumber daya alam, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau serta UMKM naik kelas.
"Menurut data Global Sustainable Fund Flows (Morningstar, 2022), aset dana berkelanjutan global tercatat sebanyak 2,74 triliun USD pada Desember 2021, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dana berkelanjutan ini meningkat sebesar 53 persen," tutur Saribua