Palu (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah luncurkan aplikasi Sistem Informasi Terintegrasi Perempuan dan Anak (SIPERI) guna meningkatkan kualitas layanan perlindungan perempuan dan anak di provinsi itu.
"Dengan adanya sistem ini dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan dan akses informasi melalui UPT PPA bagi masyarakat di Sulawesi Tengah," kata Kepala Dinas DP3A Zubair di Palu, Senin.
Ia mengatakan sistem tersebut merupakan integrasi layanan berbasis administrasi digital dimana proses pengelolaan kasus dilakukan secara digitalisasi.
Dalam kesempatan itu, Ia menegaskan pentingnya melakukan pencegahan terhadap kasus perempuan dan anak dengan maraknya kasus kekerasan terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah.
Ia menjelaskan beberapa kasus kekerasan yang telah terjadi dalam beberapa waktu terakhir, seperti kasus tindak asusila yang terjadi pada anak di bawah umur berinisial R di Kabupaten Parigi Moutong.
Ada juga kasus bayi asal Kota Palu yang diperdagangkan di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seharga Rp25 juta, dan kasus dimana sebanyak 23 perempuan dan anak terlibat kasus prostitusi online di wilayah Sulawesi Tengah.
Maka dari itu, menurut dia, saat ini tidak lagi hanya berbicara terkait teori atau sosialisasi pencegahan kekerasan tapi juga saatnya melakukan aksi nyata.
Ia mengatakan dibutuhkan layanan satu pintu yang terintegrasi untuk memenuhi keluhan anak seluruh Indonesia guna mendukung integrasi layanan perlindungan perempuan dan anak di Provinsi Sulawesi Tengah melalui aplikasi SIPERI.
Karena itu, pihaknya telah melakukan rapat teknis terkait model layanan satu pintu tersebut karena akan melibatkan beberapa pihak pemangku kepentingan.
"Adapun melalui aplikasi ini, kami secara integrasi dapat terhubung dengan pihak-pihak terkait seperti kepolisian agar secara cepat, akurat dan komprehensif secara digital," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya juga tetap menggencarkan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, mulai dari menyasar supir angkutan umum atau bus, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Selain itu, sosialisasi juga diintensifkan di sekolah pada saat kegiatan upacara di hari Senin dengan memberikan edukasi terkait upaya pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak.
Dia mengharapkan seluruh pihak untuk bersama dalam membangun sistem yang ramah dan kekuatan perempuan berdaya serta anak terlindungi.