Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan sekitar 79 unit rumah warga di Desa Lembantongoa mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,3 di Kabupaten Sigi pada Minggu (6/8).
 
"Sampai saat ini kami masih melakukan pendataan, namun berdasarkan laporan sementara untuk jumlah rumah yang rusak sekitar 79 unit di lima dusun yang ada di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sulteng Andy A. Sembiring di Palu, Selasa.
 
Ia menjelaskan 21 unit rumah dan dua rumah ibadah rusak di Dusun 1, sembilan unit rumah rusak di Dusun 2, 10 unit rumah rusak di Dusun 3, 32 unit rumah rusak di Dusun 4, dan tujuh unit rumah rusak serta dua fasilitas umum rusak akibat gempa.
 
 
Sementara itu, kata dia, jumlah warga terdampak di desa itu sekitar 792 jiwa, yang terdiri atasi 375 laki-laki, 417 perempuan, 100 balita, 34 batita, 69 anak - anak, 11 ibu hamil, 34 ibu menyusui, 52 lansia, 58 orang sakit, dan 12 disabilitas.
 
Ia mengatakan 792 warga terdampak tersebut mengungsi dan mendirikan tenda di pelataran rumah masing - masing, dan di lapangan.
 
Jumlah itu, kata dia, sebanyak 216 orang, dengan rincian 101 laki-laki, 115 perempuan, 40 anak-anak, 45 balita dan 17 lansia mengungsi di pos lapangan.
 
Sementara 274 warga yang terdiri atas 274 laki - laki, 302 perempuan, 34 bayi, 55 balita, 69 anak - anak, 11 ibu hamil, 34 ibu menyusui, 58 orang sakit, 12 orang disabilitas, dan 35 orang lansia dari Dusun 5 mendirikan tenda mandiri di pelataran rumah.
 
Selain Desa Lembantongoa, dua desa lainnya, yaitu Desa Kamarora A dan Desa Kamarora B di Kecamatan Nokilalaki juga terdampak gempa dengan sebanyak 527 warga mengungsi.
 
Ia mengatakan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sulteng bersama BPBD Kabupaten Sigi dan aparat desa setempat masih melakukan asesmen, dan membantu warga di lokasi terdampak bencana.
 
Ia mengemukakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi teknis guna memantapkan penanganan lanjutan, mulai dari infrastruktur, sosial, ekonom,  kesehatan hingga logistik bahan pangan, dan lainnya.
 
 
"Dari pertemuan yang kami lakukan, masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) dilibatkan, punya tugas dan tanggung jawab," katanya.
 
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sigi telah menetapkan status tanggap darurat bencana gempa di kabupaten itu yang berlangsung selama 14 hari, mulai dari tanggal 7-20 Agustus.
 
Sebelumnya, BMKG merilis gempa bumi bermagnitudo 5,3 terjadi di Kabupaten Sigi yang berpusat di darat, tepatnya di koordinat 1,19 lintang selatan dan 120,26 bujur timur atau 47 kilometer timur laut Sigi dengan kedalaman 16 kilometer tidak berpotensi tsunami pada pukul 09.44 WITA, Minggu (6/8) pagi.
 
Kemudian, BMKG kembali merilis 48 kali aktivitas gempa susulan terjadi hingga Senin (7/8) di sekitar wilayah titik gempa sebelumnya dengan magnitudo 3 hingga 5.

 

Pewarta : Nur Amalia Amir
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024