Palu, (antarasulteng.com) - TNI di wilayah Kodim 1307/Poso siap mengawal petani yang hendak memanen hasil produksi kebun namun masih takut dari dampak sisa-sisa gerakan kelompok sipil bersenjata di daerh itu.
"Jika ada warga yang takut memetik hasil panennya, kami akan mengawal mereka pergi memanen," kata Dandim 1307 Poso, Letkol Inf Ryan Hanandi di Poso, Selasa.
Dia mengatakan TNI bahkan siap membeli hasil panen masyarakat dengan harga sesuai yang berlaku di pasar jika petani yang bersangkutan juga takut pergi menjual hasil panen kebun mereka.
"Kami juga siap membantu membeli hasil panen mereka," katanya.
Ryan mengatakan masyarakat tani yang membutuhkan pengawalan tersebut dapat melapor ke pos keamanan terdekat atau melalui Koramil atau Babinsa setempat.
Dia mengatakan program pengawalan kepad petani tersebut hanya untuk enam kecamatan di wilayah Poso Pesisir.
"Kalau di Kecamatan Poso Pesisir, program ini sudah berjalan. Hanya di kecamatan lain belum berjalan. Saya berharap agar warga jika membutuhkan program ini segera meminta bantuan ke pos terdekat atau ke Babinsa atau Koramil," katanya.
Ryan mengatakan program tersebut hanya membantu meringankan ekonomi warga yang mata pencahariannya bersumber dari kakao dan cengkeh atau hasil kebun lainya.
Dia mengatakan masih ada sebagian masyarakat takut ke kebun karena kuatir dengan dampak dari gerakan kelompok sipil bersenjata yang belum menyerahkan diri pascatewasnya pimpinan mereka Santoso.
"Jika ada warga yang takut memetik hasil panennya, kami akan mengawal mereka pergi memanen," kata Dandim 1307 Poso, Letkol Inf Ryan Hanandi di Poso, Selasa.
Dia mengatakan TNI bahkan siap membeli hasil panen masyarakat dengan harga sesuai yang berlaku di pasar jika petani yang bersangkutan juga takut pergi menjual hasil panen kebun mereka.
"Kami juga siap membantu membeli hasil panen mereka," katanya.
Ryan mengatakan masyarakat tani yang membutuhkan pengawalan tersebut dapat melapor ke pos keamanan terdekat atau melalui Koramil atau Babinsa setempat.
Dia mengatakan program pengawalan kepad petani tersebut hanya untuk enam kecamatan di wilayah Poso Pesisir.
"Kalau di Kecamatan Poso Pesisir, program ini sudah berjalan. Hanya di kecamatan lain belum berjalan. Saya berharap agar warga jika membutuhkan program ini segera meminta bantuan ke pos terdekat atau ke Babinsa atau Koramil," katanya.
Ryan mengatakan program tersebut hanya membantu meringankan ekonomi warga yang mata pencahariannya bersumber dari kakao dan cengkeh atau hasil kebun lainya.
Dia mengatakan masih ada sebagian masyarakat takut ke kebun karena kuatir dengan dampak dari gerakan kelompok sipil bersenjata yang belum menyerahkan diri pascatewasnya pimpinan mereka Santoso.